STUDI KINERJA JARINGAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI RENGGUNG KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Keywords:
Produktivitas Tanam, Kinerja, IrigasiAbstract
Lebih dari 80 % produksi padi di Indonesia berasal dari lahan irigasi dengan sistem jaringan yang bersifat teknis. Oleh karena itu degradasi kinerja jaringan irigasi merupakan ancaman nyata terhadap masa depan pasokan pangan nasional. Dampak kemunduran kinerja irigasi bersifat langsung dan tidak langsung. Dampak langsung adalah turunnya produktivitas, turunnya intensitas tanam dan meningkatnya risiko usahatani. Dampak tidak langsung adalah melemahnya komitmen petani untuk mempertahankan ekosistem sawah karena buruknya kinerja irigasi mengakibatkan lahan tersebut kurang kondusif untuk usaha tani terutama tanaman padi. Dalam rangka memperoleh gambaran tentang kondisi daerah irigasi yang dikelola, maka perlu adalanya kajian terhadap daerah irigasi, untuk mengetahui kondisi kinerja irigasi dan menentukan prioritas penanganan rehabilitasi jaringan irigasi serta pengambilan kebijakan. Pendekatan dan metodologi pelaksanaan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya: i) aspek teknis sesuai dengan lingkup KAK dan Kriteria Perencanaan, ii) aspek waktu pelaksanaan, dan iii) aspek tenaga kerja. Aspek teknis merupakan prioritas utama yang akan dicapai. Disamping tetap mengacu pada KAK, konsultan juga akan bekerja berdasarkan standar/ketetapan yang sedang berlaku, diantaranya adalah Peraturan Menteri PU Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Pedoman Eksploitasi dan Perencanaan Jaringan Irigasi dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006, tentang Irigasi. Nilai hasil evaluasi penilaian kinerja DI. Renggung adalah 75,8% dimana kondisi kinerja irigasi Daerah Irigasi Renggung adalah Kinerja Baik. Diperlukan perbaikan prasarana fisik serta pemeliharaan dan peningkatan sarana penunjang, untuk mempertahankan intensitas tanam dan meningkatkan produktivitas tanam.