PENDAMPINGAN MASYARAKAT MELALUI INTERVENSI GIZI UNTUK PENURUNAN STATUS STUNTING PADA BALITA DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
DOI:
https://doi.org/10.33795/abdimas.v11i1.4976Keywords:
stunting, intervensi, Kecamatan SukunAbstract
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh balita diakibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal bayi lahir, namun kondisi stunting baru nampak setelah bayi usia 2 tahun. Stunting yang dialami anak disebabkan oleh tidak efektifnya periode 1000 hari pertama kehidupan. Periode ini merupakan penentu pertumbuhan fisik, kecerdasan, produktivitas seseorang di masa depan. Jurnal ini menggunakan metode analisis komparatif 2 sampel berkorelasi yang membandingkan perlakuan sebelum dan sesudah intervensi. Di dalam studi ini, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi dan prevalensi balita berisiko stunting sebelum dan setelah diberikan pendampingan masyarakat dengan cara intervensi pemberian makanan tambahan (PMT) di Kecamatan Sukun Kota Malang. Pemberian makanan gizi seimbang telah diberikan, dari pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat 10 balita (9%) dari 110 balita mengalami peningkatan status gizi dari pendek menjadi normal. Persentase balita risiko stunting di wilayah Kecamatan Sukun menurun dari 9,32% menjadi 6,9%,
References
Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, Cousens S, Dewey K, Giugliani E, Haider BA, Kirkwood B, Morris SS, Sachdev HPS, Shekar M, 2008.What works? Interventions for maternal and child undernutrition and survival. Journal Lancet, January 17, 2008 DOI:10.1016/S0140-6736(07)61693-6 www.thelancet.com.
Bloss E, Wainaina F, Bailey RC, 2004. Prevalence and Predictors of Underweight, Stunting, and Wasting among Children Aged 5 and Under in Western Kenya. Journal of Tropical Pediatrics, 50:5.
Buletin Jendela (Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia). 2018. Jakarta. Pusdatin Kementrian Kesehatan RI.
Fadila, A. (2012) ‘Pelayanan Kesehatan Dengan Status Gizi Pada Balita Berdasarkan Berat Badan Dan Umur’, 1(1996), Pp. 1–7.
Fikadu, T., Assegid, S. & Dube, L. (2014). Factor associated with stunting among children age 24 to 59 months in Meskan District, Gurage Zone, South Ethiopia: A case-control study. BMC Public Health, 14(800). Diakses dari http:// www.biomedcentral.com/1471-2458/14/800.
Kemenkes RI. Situasi Balita Pendek. Vol. ISSN 2442-, Pusat Data dan Informasi Kemnterian Kesehatan RI. 2016. 1–10 hal.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Situasi Balita. Pusat Data Dan Informasi Kemenkes RI. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, 2018, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Mugianti, S., & dkk. (2018). Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan, 5, 268-278.
Nasikhah R., Margawati A. ( 2012 ). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24 –36 Bulan Di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 176-184.
Niga, D., dan Purnomo, W. 2016. Hubungan Antara Praktik Pemberian Makan, Perawatan Kesehatan, Dan Kebersihan Anak Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Oebobo Kota Kupang. Jurnal Wiyata. 3(2) : 151-155.
Pribadi, RP; Gunawan, H; dan Rahmat. (2019). Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan oleh Ibu Dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun. Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah. Volume 6 Nomor 2 Desember 2019.
Simbolon. (2019). Panduan Pencegahan Stunting. Bandung: Mizan Pustaka.
Subratha, H. F. A. (2020). Determinan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Gianyar Bali. Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, 10(2), 99–106.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.