STUDI LITERATUR POTENSI BLENDING RESIDU OIL MBC – PTCF UNTUK MFO LOW SULPHUR SEBAGAI BAHAN BAKAR KAPAL DI PT. PERTAMINA
DOI:
https://doi.org/10.33795/distilat.v6i2.121Keywords:
Blending, IMO 2020, MFO Low Sulphur, Residu OilAbstract
International Maritime Organization mengeluarkan peraturan untuk mengurangi kandungan sulphur pada bahan bakar kapal menjadi maksimal 0.5 wt% per 1 Januari 2020. Artinya, penggunaan High Sulphur Fuel Oil sebagai bahan bakar kapal harus diganti dengan Low Sulphur Fuel Oil. Salah satu jenis LSFO yang dapat diproduksi menjadi bahan bakar kapal jenis MFO Low Sulphur adalah PTCF dari PT. TPPI. Namun nilai viskositas PTCF tergolong rendah, sehingga diperlukan proses melalui metode blending dengan MBC dari PPSDM Cepu yang merupakan residu jenis Low Sulphur Waxy Residue dengan nilai pour point tinggi. Berdasarkan review jurnal, dilakukan penentuan titik optimal blending yang bertujuan untuk mengetahui komposisi blending yang tepat melalui perhitungan terhadap viskositas dan pour point blending dengan metode refutas dan biaya blending MBC:PTCF. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh blending terhadap viskositas, pour point, dan komposisi blending yang optimal terhadap karakteristik produk MFO LS yang mengacu pada SK Dirjen Migas No. 0179.K/10/DJM.S/2019. Variabel yang digunakan adalah persentase rasio MBC:PTCF sebesar 20:80; 25:75; 30:70; 35:65; 40:60; 50:50 dan diperoleh komposisi optimal pada komposisi 30:70 dengan viskositas sebesar 18.1 cst, pour point sebesar 25.6 oC, dan biaya sebesar 59.4027 usd/bbl.
References
IMO, 2016, Air Pollution and Energy Efficiency: Study on Effects of The Entry into Force of The Global 0.5% Fuel Oil Sulphur Content Limit on Human Health, International Maritime Organization
Anggrianto, A.R., Pratika, A.R., Hardjono, H., 2020, Evaluasi Kolom Debutanizer (FLRS T 102) di Unit RFCCU PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju – Palembang, Jurnal Distilat, Vol. 6, No. 1, 8-12.
Shenoi, S., Kumar, V., Heavy Fuel Oil for Marine Engines - Fuel Additive Option for Quality Improvement, Mumbai: Neo Pecton.
Haryono, H., Marliani, M., 2014, Analisis Mutu Biosolar pada Variasi Formulasi Blending Biodiesel dari Minyak Biji Kapuk dengan Minyak Solar, Jurnal Eksergi, Vol. 11, No. 2, 24- 29.
Gary, J.H., Handwerk, G.E., and Kaiser, M.J., 2011, Petroleum Refining Technology and Economics 5th Edition, CRC Press, United States.
Ginting, K.K.B., Sarungu, S., dan Sanjaya, A.S., 2017, Optimasi Pembuatan Marine Diesel Oil (MDO) untuk Meningkatkan Profit Kilang Pertamina RU V Balikpapan, Jurnal Chemurgy, Vol. 1, No. 2, 22-29.
Centeno, G., Sánchez-reyna, G., Ancheyta, J., Muñoz, J.A.D., and Cardona, N., 2011, Testing Various Mixing Rules for Calculation of Viscosity of Petroleum Blends, Fuel, Vol. 90, No. 12, 3561-3570.
Jarullah, A, 2017, Petroleum Refining (4th Year), Tikrit University, Irak. [9] Pertamina, 2019, Penjualan Produk Non Ritel, Data Fungsi Keuangan Pertamina, pertamina.com, diakses pada 16 Juni 2020.
Saidah, A., 2012, Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS, Rekayasa Teknologi, Vol. 3, No. 1, 39-45.
Sugiyono, S., 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Jakarta. [12] Mulyadi, E., 2011, Metyl Ester Production In Aslant Sealed Tranesterification Reactor, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 5, No. 2, 439-443.
American Bureau of Shipping, 2001, Notes on heavy Fuel Oil: The American Bureau of Shipping Regulation of Residual Fuel Oil, Houston, USA.
Arni, Y., 2018, Persentase Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Pokok Produksi pada PT. Maju Tambak Sumur, Jurnal Neraca, Vol. 2, No. 1, 43-56.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.