PENGARUH PENGGUNAAN KAPUR DAN LAMA WAKTU PENGERINGAN TERHADAP KETAHANAN GRANULA MEDIA TANAM UNTUK TANAMAN AIR
DOI:
https://doi.org/10.33795/distilat.v8i2.371Keywords:
Aquascape, Substrate Soil, Kapur organikAbstract
Aquascape saat ini mempunyai ketertarikan besar terhadap tanaman air. Tujuan utama untuk menciptakan visibilitas bawah air yang bagus di akuarium dan membuatnya terlihat lebih menarik secara visual, dengan mempertimbangkan aspek perawatan tanaman air. Untuk membuat aquascape salah satu hal penting yaitu substrate soil. Dalam pembuatan substrate soil menggunakan bahan baku berupa tanah humus dan tanah taman. Karena substrate soil ini mudah hancur pada saat didasar air maka diperlukan bahan tambahan berupa perekat yaitu kapur organik. Kapur organik ini berfungsi sebagai perekat karena kapur organik mempunyai sifat plastis yaitu bisa mengeras dengan cepat sehingga memberi kekuatan pengikat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa lama ketahanan granula dalam dasar air dan mengetahui pH air yang diperoleh. Proses pembuatan substrate soil diawali dengan pencampuran bahan baku tanah humus dan tanah taman kemudian dicampur dengan bahan tambahan perekat berupa kapur dan di seprai dengan air lalu proses granulasi dalam bak. Variabel untuk jumlah perekat kapur organik menggunakan perbandingan 10%, 15%, dan 20% dari total berat bahan baku. Kemudian granula yang sudah terbentuk akan disangrai menggunakan api kompor hingga kandungan airnya berkurang. Variabel pengeringan terdiri dari 30 detik, 60 detik, dan 90 detik. Dari data hasil analisis yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kandungan kapur maka semakin kuat ketahanan bentuk granula, selain itu juga semakin stabil pH yang diperoleh.
References
T. Yesi dan S. Juli, “Perancangan Sistem Otomatisasi pada Aquascape Berbasis Mikrokontroller Arduino Nano,” J. Tek. Elektro Indones., vol. 1, no. 2, hal. 76–83, 2020.
H. Hariyatno, I. Isanawikrama, D. Wimpertiwi, dan Y. J. Kurniawan, “Membaca Peluang Merakit ‘Uang’ Dari Hobi Aquascape,” J. Pengabdi. dan Kewirausahaan, vol. 2, no. 2, hal. 117–125, 2018.
A. Razo dan H. Aprilianto, “Alat Penyiram Tanaman Aquascape Otomatis Berbasis Arduino Uno Dan Monitoring Berbasis Mobile,” J. Ilm. Komput., vol. 15, no. 2685– 0877, hal. 83–88, 2019.
A. Brahmantika, “Sistem Otomatisasi Budidaya Tumbuhan Aquascape Berbasis Arduino UNO,” Semin. Has. Elektro S1 ITN Malang, hal. 1–14, 2019.
Wakiman, “Tanah Yang Cocok Untuk Aquascape,” cbrinstitute.org, 2020. .
R. Irmanzah, “Pengaruh Serat Karung Plastik dan Kapur Terhadap Perubahan Nilai CBR Pada Tanah Lempung Lunak,” vol. 2, hal. 676–681, 2014.
F. P. Rahayu dan E. Zulaika, “Viabilitas Biofertilizer Berbahan Baku Azotobacter Pada Media Pembawa Padat Berbentuk Granul,” Surabaya, 2017.
N. W. A. Utari, “Kajian Karakteristik Fisik Pupuk Organik Granul Dengan Dua Jenis Bahan Perekat,” J. Tek. Pertan. Lampung (Journal Agric. Eng., vol. 3, no. 3, hal. 267– 274, 2014.
W. Kusumawati, “Perbandingan Lama Pengeringan Granul Terhadap Kadar Air dan Sifat Fisis Tablet Parasetamol,” Surakarta, 2012.
Basuki dan V. K. Sari, “Efektifitas Dolomit Dalam Mempertahankan pH Tanah Inceptisol Perkebunan Tebu Blimbing Djatiroto,” Bul. Tanam. Tembakau, Serat Miny. Ind., vol. 11, no. 2, hal. 58–64, 2019.
W. Arianti, “Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu , pH , Kekeruhan Air Akuarium Berbasis Mikrokontroler,” Padang, 2021.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.