PENGARUH SUHU OPERASI PRE-CONDITIONER DAN WAKTU TINGGAL PELET DI DALAM COOLER TERHADAP WATER STABILITY DAN MOISTURE PELET PAKAN UDANG PT CJ FEED AND CARE INDONESIA PLANT JOMBANG
DOI:
https://doi.org/10.33795/distilat.v8i4.472Keywords:
moisture, pakan udang, suhu operasi, waktu tinggal, water stabilityAbstract
Tingginya kebutuhan akan konsumsi udang, mendorong pemenuhan kebutuhan pakan udang yang berkualitas, baik secara nilai gizi maupun ketahanan fisik. Ketahanan fisik produk pada pakan udang ditentukan dari water stability yang menentukan kemampuan pakan bertahan dalam air sebelum dikonsumsi oleh udang, selain itu ditentukan oleh moisture dari pakan yang menentukan masa simpan, aktivitas mikroorganisme dan jamur. Kualitas fisik pakan udang ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya formulasi, kualitas bahan baku, kehalusan proses grinding, proses dan alat pelleting yang berjalan dengan baik, kondisi steam yang memadai, serta proses pendinginan produk pakan udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu operasi pada pre-conditioner serta waktu tinggal pelet pada cooler. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah suhu operasi pada pre-conditioner 81, 82, 83, 84 dan 85 ℃ dan waktu tinggal pelet dalam cooler selama 11, 33, 45, 56 dan 70 detik. Sample pelet diambil setelah proses cooling dari setiap variabel kemudian dilakukan analisa water stability dan moisture. Hasil analisi water stability dan moisture terhadap suhu operasi pre-conditioner berturut-turut sebesar 81-83,5% dan 8,3-8,4%. Hasil analisis water stability dan moisture terhadap waktu tinggal pelet pada cooler berturut-turut sebesar 81,5-83% dan 8,7-9%. Kondisi optimum untuk suhu pre-conditioner dan waktu tinggal pelet pada cooler berturut-turut 84 ℃ dan 11 detik yang digunakan sebagai saran untuk meningkatkan produktivitas pabrik.
References
A. Sudaryono, “Pellet Water Stability Studies on Lupin Meal Based Shrimp Aquaculture Feeds: Comparison of Lupin Meal with Other Dietary Protein Resources”, Journal of Coastal Development, vol. 4, no. 3, hal. 129-140, 2001.
B. E. J. Bortone, “Preconditioning shrimp feeds, Part 1 Starch gelatinization,” Aquafeeds, no. 1986, hal. 7–10, 2020.
C. G. Lim C, “Water Stability of Shrimp Pellet: A Review,” Asian Fish. Sci., vol. 7, hal. 115– 127, 1994.
C. Lim dan G. Chuzon, “Water Stability of Shrimpt Pellet: A Review,” Asian Fish. Sci., vol. 7, hal. 115–117, 1994.
D. E. Maier dan F. W. Bakker, “The Counterflow Cooling of Feed Pellets”, J. Agric. Engng Res., vol. 53, hal. 305-319, 1992.
K. A. Ighwela, A. B. Ahmed dan A. B. Abol-Munafi, “Condition Factor as an Indicator of Growth and Feeding Intensity of Nile Tilapia Fingerlings feed on Different Levels of Maltose”, Am-Euras. J. Agric. & Environ. Sci, vol. 11, no. 4, hal. 559-563, 2011.
K. K. dan Perikanan, Produktivitas Perikanan Indonesia. Jakarta: Amafrad Press, 2020.
N. Kaliyan dan R. Vance Morey, “Factors Affecting Strength and Durability of Densified Biomass Products,” Biomass and Bioenergy, vol. 33, no. 3, hal. 337–359, 2009.
Olatomiwa, “Influence of The Animal Feed Binders on Otimal Nutritional and Physical Qualities of The Animal Feed Pellets and Feed Production Capacity”, Oslo, Norwegia: M.S thesis, Animal and Aquacultural Scienses. Dept., NMBU. University, 2020.
Sukarman, “Steam dalam Pembuatan Pakan untuk Komoditas Akuakultur”, Media Akuakultur, vol. 5, no. 2, hal. 123 – 128, 2010.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.