PENGARUH WAKTU DAN SUHU PIROLISIS TERHADAP MUTU BRIKET DARI LIMBAH PADAT GONDORUKEM

Authors

  • Nabilla Sagita Ramadha Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Rizkia Rismalina Nur Azizah Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Mufid Mufid Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33795/distilat.v9i4.4180

Keywords:

briket, gondorukem, limbah padat, pirolisis

Abstract

Kebiasaan masyarakat menggunakan satu jenis sumber energi fosil masih sering dijumpai di Indonesia. Industri penghasil gondorukem dari getah pinus menghasilkan limbah padat yang belum diolah secara maksimal. Limbah padat gondorukem terdiri dari dedaunan, ranting, serpihan kayu, getah, dan terpentin. Adapun solusi untuk mengolah limbah ini dan untuk mengganti kebiasaan masyarakat tersebut adalah dengan mengubahnya menjadi energi terbarukan berupa briket. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pengaruh lamanya waktu dan suhu pirolisis terhadap mutu briket dari limbah padat gondorukem, serta menentukan perbandingan mutu briket dengan SNI 01-6235-2000. Pembuatan briket dilakukan dengan pengeringan bahan selama 12 jam, pengarangan dengan metode pirolisis, penghancuran arang, dan pencetakan. Variabel yang digunakan yaitu waktu (30 menit, 60 menit, 90 menit) dan suhu (250°C, 300°C, 350°C) pirolisis. Dari hasil percobaan didapatkan semakin tinggi suhu pirolisis, maka semakin tinggi kadar abu, kadar zat terbang, dan nilai kalor, serta semakin rendah kadar air dan kadar karbon terikat Semakin lama waktu pirolisis, maka semakin tinggi kadar abu dan kadar zat terbang, serta semakin rendah kadar air, kadar karbon terikat, dan nilai kalor. Beberapa briket memenuhi standar mutu SNI 01-6235-2000. Pada mutu kadar air, kadar zat terbang, dan nilai kalor briket limbah padat gondorukem telah memenuhi standar. Sedangkan pada mutu kadar abu dan karbon terikat briket tidak memenuhi standar.

References

M. Azhar dan D. A. Satriawan, “Implementasi Kebijakan Energi Baru dan Energi Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional,” Administrative Law & Governance Journal, vol. 1, no. 4, hal. 398–412, 2018.

H. Meilani dan D. Wuryandani, “Potensi Panas Bumi Sebagai Energi Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil untuk Pembangkit Tenaga Listrik,” Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, vol. 1, no. 1, hal. 47–74, 2010.

L. Parinduri dan T. Parinduri, “Konversi Biomassa Sebagai Sumber Energi Terbarukan,” Journal of Electrical Technology, vol. 5, no. 2, 2020.

S. Suganal dan G. K. Hudaya, “Bahan Bakar Co-Firing dari Batubara dan Biomassa Tertorefaksi dalam Bentuk Briket (Skala Laboratorium),” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, vol. 15, no. 1, hal. 31–48, 2019.

M. K. Sallata, “Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) dan Keberadaannya di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan,” Info Teknik EBONI, vol. 10, no. 2, 2013.

Nasruddin dan R. Affandy, “Karakteristik Briket dari Tongkol Jagung dengan Perekat Tetes Tebu Dan Kanji,” Jurnal Dinamika Penelitian Industri, vol. 22, no. 2, 2011.

J. S. T. Allo, A. Setiawan, dan A. S. Sanjaya, “Pemanfaatan Sekam Padi untuk Pembuatan Biobriket Menggunakan Metode Pirolisa,” Jurnal Chemurgy, vol. 2, no. 1, hal. 17–23, 2018.

M. Y. Thoha dan D. E. Fajrin, “Pembuatan Briket Arang dari Daun Jati dengan Sagu Aren sebagai Pengikat,” Jurnal Teknik Kimia, vol. 17, no. 1, 2010.

K. Ridhuan dan J. Suranto, “Perbandingan Pembakaran Pirolisis dan Karbonisasi pada Biomassa Kulit Durian terhadap Nilai Kalori,” TURBO, vol. 5, no. 1, hal. 50–56, 2016.

A. S. C. P. Pratama dan K. Sa’diyah, “Pengaruh Jenis Biomassa Terhadap Karakteristik Asap Cair Melalui Metode Pirolisis,” Distilat, vol. 8, no. 1, hal. 36–44, 2022.

M. Y. P. Setyono dan Y. S. Purnomo, “Analisis Kadar Air dan Kadar Abu Briket Lumpur IPAL dan Fly Ash dengan Penambahan Serbuk Gergaji Kayu,” INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi, vol. 1, no. 6, 2022.

Standar Nasional Indonesia (SNI), “Standar Nasional Indonesia Briket Arang Kayu,” Badan Standarisasi Nasional, 2000.

R. W. Putri, S. Haryati, dan Rahmatullah, “Pengaruh Suhu Karbonisasi terhadap Kualitas Karbon Aktif dari Limbah Ampas Tebu,” Jurnal Teknik Kimia, vol. 25, no. 1, hal. 1–4, 2019.

A. Sugiharto dan I. Pratiwi, “Pembuatan Briket dari Campuran Sekam Padi dan Ampas Tebu Menggunakan Metode Karbonisasi Dengan Furnace,” Inovasi Teknik Kimia, vol. 6, no. 1, hal. 37–41, 2021.

R. R. Purnama, A. Chumaidi, dan A. Saleh, “Pemanfaatan Limbah Cair CPO sebagai Perekat pada Pembuatan Briket dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit,” Jurnal Teknik Kimia, vol. 18, no. 3, hal. 43–53, 2012.

Y. Ristianingsih, A. Ulfa, dan R. Syafitri, “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Perekat terhadap Karakteristik Briket Bioarang Berbahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Proses Pirolisis,” Konversi, vol. 4, no. 2, hal. 16–22, 2015.

Downloads

Published

2023-12-31

How to Cite

Ramadha, N. S., Azizah, R. R. N., & Mufid, M. (2023). PENGARUH WAKTU DAN SUHU PIROLISIS TERHADAP MUTU BRIKET DARI LIMBAH PADAT GONDORUKEM. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 9(4), 352–361. https://doi.org/10.33795/distilat.v9i4.4180