PENGARUH RASIO SABUT KELAPA DAN JERAMI PADI TERHADAP KARAKTERISTIK PUPUK ORGANIK PADAT

Authors

  • Rafael Sinaga Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Ernia Novika Dewi Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33795/distilat.v9i4.4209

Keywords:

pupuk organik padat, limbah biomassa, uji karakteristik, sabut kelapa, jerami padi

Abstract

Dalam dunia pertanian pupuk merupakan salah satu kebutuhan penting bagi petani untuk menumbuhkan dan menyuburkan tanaman. Pada saat sekarang ini sudah banyak petani yang menggunakan pupuk kimia sebagai media penyubur tanaman yang memiliki dampak buruk seperti menurunkan kualitas dan kesuburan tanah. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan pupuk organik yang memiliki dampak yang baik untuk kesuburan tanah. Pupuk organik berasal dari limbah organik yang dapat terurai dan bernutrisi bagi tanah. Tujuan penelitian ini adalah memproduksi dan mengetahui pengaruh rasio sabut kelapa dan jerami padi pada pupuk organik padat dan juga melakukan uji karakteristik pada pupuk tersebut. Bahan yang digunakan adalah sabut kelapa yang merupakan limbah dari buah kelapa dan juga jerami padi yang merupakan limbah dari tanaman padi setelah dipanen. Langkah-langkah pembuatan yang dilakukan adalah pencampuran dan perbandingan rasio yang akan dilakukan pada kedua bahan ini . Untuk rasio perbandingan nya adalah (sabut kelapa:jerami padi) 1:1, 1:2, 1:3, 2:1, dan 3:1. Kedua limbah biomassa sabut kelapa dan jerami padi akan dilakukan pengecilan ukuran dengan cara dipotong-potong lalu dimasukkan ke dalam wadah pengomposan sesuai rasio dan dilakukan proses pengomposan selama 3-4 minggu. Setelah proses pengomposan selesai pupuk yang didapat pun akan dilakukan uji karakteristik yaitu kadar air, pH, dan POC sebagai produk samping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik padat yang dihasilkan dengan rasio 1:2 merupakan hasil paling optimum, yaitu memiliki kadar air sebesar 37,75%, pH sebesar 7,09, dan POC yang tergolong cukup banyak yaitu 60 ml.

References

A. P. Effendi and N. A. A. Putri, Pembuatan Pupu Cair dan Padat Dari Hasil Samping Proses Anaerobik. 2018.

M. R. B. Dwicaksono, B. Suharto, and L. D. Susanawati, “Pengaruh Penambahan Effective Microorganisms pada Limbah Cair Industri Perikanan Terhadap Kualitas Pupuk Cair Organik,” J. Sumberd. Alam Lingkung., vol. 1, no. 1, hal. 7–11, 2014.

M. Miransari, “Soil microbes and the availability of soil nutrients,” Acta Physiol. Plant., vol. 35, no. 11, hal. 3075–3084, 2013.

Hariatik, “Perbandingan Unsur NPK pada Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Kotoran Ayam dengan Pembiakan Mikro Organisme Lokal (MOL),” Pap. Knowl., vol. 2, no. 2, hal. 12–26, 2020.

P. Unggulan and P. Tinggi, “Biomassa sebagai sumber energi masa depan,” 2017.

Nurhayati, A. Jamil, and R. S. Anggraini, “Potensi limbah pertanian sebagai pupuk organik lokal di lahan kering dataran rendah iklim basah,” J. Iptek Tanam. Pangan, vol. 6, no. 2, hal. 193–202, 2011.

A. Rahma, M. Izzati, and S. Parman, “The effect of liquid organic fertilizer based on waste based on passage (Brassica chinensis L.) on the growth of sweet corn (Zea mays L. var. Saccharata),” Bul. Anat. dan Fisiol., vol. XXII, no. 1, hal. 65–71, 2014.

Suharno, S. Wardoyo, and T. Anwar, “Perbedaan Penggunaan Komposter An-Aerob dan Aerob Terhadap Laju Proses Pengomposan Sampah Organik,” Poltekita J. Ilmu Kesehat., vol. 15, no. 3, hal. 251–255, 2021.

I. Fitri, I. N. Rohma, and N. Maulidah, “Optimasi pupuk organik padat dan cair berbahan dasar limbah rumah tangga,” Pros. SEMNAS BIO, vol. 1, hal. 450–458, 2021.

B. N. Widarti and Dkk, “Pengaruh Rasio C/N Bahan Baku Pada Pembuatan Kompos Dari Kubis dan Kulit Pisang,” J. Integr. Proses, vol. 5, no. 2, hal. 75–80, 2015.

Y. Dewilda and L. Darfyolanda, “Pengaruh Komposisi Bahan Baku Kompos (Sampah Organik Pasar , Ampas Tahu , Dan Rumen Sapi) Terhadap (Waste Organic Market , Soybean Waste , and Rumen ’ S Cow) To Quality and Quantity of Compost,” J. Tek. Lingkung. UNAND, vol. 14, no. (1), hal. 52–61, 2017.

Badan Standardisasi Nasional, “Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik,” Badan Stand. Nas., hal. 12, 2004.

B. Wiyantoko, P. Kurniawati, and T. E. Purbaningtias, “Pengujian Nitrogen Total, Kandungan Air Dan Cemaran Logam Timbal Pada Pupuk Anorganik Npk Padat,” JST (Jurnal Sains dan Teknol., vol. 6, no. 1, hal. 51–60, 2017.

J. T. Mesin, F. Teknik, and U. Mataram, “Pengaruh Penyerapan Air Terhadap Sifat Mekanis Komposit Polyester Diperkuat Limbah Plastik Dan Sabut Kelapa Dengan Filler Serbuk Tempurung,” Fak. Tek. Univ. Mataram, 2015.

R. Rumbayan, “Kuat Tekan , Kuat Lentur dan Daya Serap Air untuk Batako dengan Penambahan Serat Sabut Kelapa,” J. Polimdo, vol. 2, no. 3, hal. 48–57, 2020.

Suliyanti, “Rancang bangun alat pengukur tingkat kesuburan tanah paska panen,” Ranc. bangun alat pengukur tingkat Kesubur. tanah paska panen, hal. 3–37, 2016.

R. Firdaus and R. Maskur, “Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah Tangga dengan Penambahan Rumen Sapi,” Surabaya Inst. Teknol. Sepuluh Novemb. Fak. Teknol. Ind. Progr. Stud. DIII Tek. Kim., hal. 86, 2014.

N. Tanti, N. Nurjannah, and R. Kalla, “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Cara Aerob,” ILTEK J. Teknol., vol. 14, no. 2, hal. 2053–2058, 2020.

M. Rohmadi, N. Septiana, and P. A. P. Astuti, “Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Kompos dari Limbah Organik Rumah Tangga,” J. Ilmu Lingkung., vol. 20, no. 4, hal. 880–886, 2022.

Downloads

Published

2023-12-31

How to Cite

Sinaga, R., & Dewi, E. N. (2023). PENGARUH RASIO SABUT KELAPA DAN JERAMI PADI TERHADAP KARAKTERISTIK PUPUK ORGANIK PADAT . DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 9(4), 392–400. https://doi.org/10.33795/distilat.v9i4.4209