ANALISIS KAPASITAS PEMANAS NIRA PADA STASIUN PEMURNIAN UNTUK MEMENUHI KAPASITAS GILING
DOI:
https://doi.org/10.33795/distilat.v9i4.4213Keywords:
kapasitas alat, pemanas nira, stasiun pemurnianAbstract
Pemanas nira merupakan alat yang digunakan pada stasiun pemurnian pada pabrik gula dengan fungsi untuk memanaskan nira. Pada penggunaannya terdapat 2 pembagian fungsi pemanas nira dengan sebutan JH 1 (Pemanas pertama) dan JH 2 (Pemanas kedua). Tujuan pemanasan nira yaitu untuk mengurangi kelarutan gula, mengurangi viskositas dan mempercepat pengendapan. Observasi terhadap stasiun pemurnian suatu pabrik gula dilakukan pada lima pemanas (JH 1) dan tujuh pemanas (JH 2). Pengoperasian pemanas pada JH 1 setiap waktu hanya empat alat yang diaktifkan sedangkan satu alat dinonaktifkan karena dilakukan pembersihan sedangkan pada JH 2, terdapat enam alat yang dioperasikan dan satu alat dinonaktifkan karena dilakukan pembersihan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas alat pemanas nira dan mengetahui apakah dengan dimatikannya beberapa alat pemanas nira masih dapat memanaskan nira sesuai dengan kapasitas gilingnya. Analisis perhitungan dilakukan secara manual dengan menggunakan aplikasi ms-excel dan data diambil melalui observasi di lapangan. Hasil studi menunjukkan bahwa pada JH 1 minimal empat alat yang harus dioperasikan untuk memenuhi kapasitas giling dan pada JH 2 minimal empat alat yang harus dioperasikan untuk memenuhi kapasitas giling.
References
K. Suci, I. Dan, dan A. H. Malian, “Perspektif Pengembangan Industri Gula di Indonesia. Tebangan tebu di Jawa terbatas dan pasokan bahan baku bagi perusahaan gula (PG) dapat dilakukan dengan peningkatan produktivitas tebu dan kandungan gula. Diperlukan implementasi,” no. 70, 2003.
Y. Togi, F. Marpaung, P. Hutagaol, W. H. Limbong, dan N. Kusnadi, “Perkembangan Industri Gula Indonesia dan Urgensi Swasembada Gula Nasional,” Indones. J. Agric. Econ., vol. 2, no. 1, hal. 1–14, 2011,
M. A. Sandi, “Pengaruh Penambahan Kadar Asam Fosfat Terhadap Pengendapan Kotoran pada Nira Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Semboro,” vol. 3, 2021.
M. D. Alwy, “Pengenalan Alat dan Proses Pengolahan Gula di PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) PG. Camming,” 2021.
B. Septian, A. Aziz, dan P. D. Rey, “Desain Heat Exchanger Tipe Shell and Tube,” J. Baut dan Manufaktur, vol. 03, no. 1, hal. 53–60, 2021.
I. Bizzy dan R. Setiadi, “Studi Perhitungan Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube dengan Program Heat Transfer Research Inc. (HTRI),” J. Rekayasa Mesin Univ. Sriwij., vol. 13, no. 1, hal. 67–76, 2016.
A. Zulianto, “Analisis Kapasitas Mesin Menggunakan Metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP) untuk Mengantisipasi Perkembangan Permintaan Sepatu Studi Kasus PT. Prima Dinamika Sentosa,” J. Pendidik. Tek. Mesin UNESA, vol. 01, no. 01, hal. 45–54, 2012,
A. Volume dan B. Agustus, “AgriSE Volume X No. 3 Bulan Agustus 2010 ISSN: 1412-1425,” vol. X, no. 3, hal. 1–7, 2010.
E. Hugot, Handbook of cane sugar engineering. Amsterdam: Elsevier, 1986.
Zacharias dan Pancoko, “Perekayasaan Heat Exchanger sebagai Pemanas Umpan UF6 ke Reaktor Rotary Kiln,” Proseding Pertem. Ilm. Rekayasa Perangkat Nukl., no. November, hal. 175–186
I. Putra, “Studi perhitungan heat exchanger type shell and tube dehumidifier biogas limbah sawit untuk pembangkit listrik tenaga biogas,” J. POLIMESIN, vol. 15, no. 2, hal. 42, 2017.
D. Q. Kern, Procces Heat Transfer. New York: Mc-Grawhill Book Company, 1965.
B. Setyoko, “Evaluasi kinerja heat exchanger dengan metode fouling faktor,” Teknik, vol. 29, no. 2, hal. 6667, 2008.
M. Asadi and R. H. Khoshkhoo, “Investigation into fouling factor in compact heat exchanger,” Int. J. Innov. Appl. Stud., 2013.
H. N. Sari, I. M. Arsana, and M. Hidayatulloh, “Pengaruh Fouling Factor Terhadap Performa Heat Exchanger Tipe Shell and Tube,” J. Mekanova Mek. Inov. dan Teknol., vol. 8, no. 1, hal. 55, 2022.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Rizqy Kusumanugraha Sunarto, Sigit Hadiantoro, Duta Widya Nur Hudha
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.