PEMANFAATAN TUMBUHAN ECENG GONDOK DAN BATOK KELAPA SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT UREA FORMALDEHID

Authors

  • Detra Sifa Shal Sabila Muhtada Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Sandra Santosa Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Salwa Fairuza Ayu Aribah Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Any Sulistio PT Pamolite Adhesive Industry, Jl. Brantas Km. 1, Probolinggo 67221, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33795/distilat.v10i1.4950

Keywords:

eceng gondok, ekstender, urea formaldehyda, viskositas, batok kelapa

Abstract

Kayu lapis (plywood) adalah material yang tersusun dari 3 atau lebih vinir yang diikat dengan perekat. Perekat plywood yang banyak digunakan di Indonesia ialah Urea Formaldehid. Penggunaan perekat murni untuk industri plywood menyebabkan penggunaan biaya yang tinggi pada industri. Oleh karena itu penggunaan perekat untuk plywood dapat ditambahkan dengan ekstender. Selain itu penggunaan bahan ekstender dapat meningkatkan kualitas perekat seperti dapat meningkatkan daya rekat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan untuk pembuatan ekstender yang berasal dari tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan yaitu eceng gondok dan batok kelapa. Pemilihan tumbuhan tersebut dikarenakan tingginya kandungan selulosa yang dapat menaikkan viskositas, kandungan protein dan lignin untuk menambah daya rekat sehingga limbah tersebut digunakan sebagai tepung ekstender. Tahapan percobaan pada penelitian ini yang pertama adalah membuat tepung dari limbah eceng gondok dan batok kelapa, kemudian tepung tersebut akan dicampur dengan perekat Urea Formaldehida dengan kadar ekstender eceng gondok yaitu 3,5 %, 4,5 %, 5,2 % (b/v) dan ekstender batok kelapa 24%, 30%, 34% (b/v) masing-masing dari volume perekat cair. Setelah itu dilakukan pengaplikasian campuran perekat tersebut pada vinir sengon untuk membuat plywood, kemudian plywood tersebut akan dilakukan pengujian viskositas, bonding strength dan delaminasi untuk mengetahui keteguhan rekat dari perekat cair yang telah dicampur dengan tepung ekstender. Kadar penambahan ekstender terbaik pada penelitian ini adalah eceng gondok 3,5% dan batok kelapa 24%, hal ini dapat dilihat dari nilai bonding strength yang tinggi serta tidak mengalami delaminasi.

 

References

A. H. Iswanto, “Kayu Lapis (Plywood)”, Dec. 2009.

S. Ruhendi, D. N. Koroh, F. A. Syamani, H. Yanti, S. Saad, and T. Sucipto, Analisis Perekatan Kayu. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2007.

I. W. Suarsa, “Pengaruh Rasio Molar Formaldehid/Urea (F/U) Menggunakan Katalis NaOH dan Nh4OH Terhadap Pembuatan Resin Urea Formaldehid Skala Laboratorium,” Denpasar, 2018.

M. I. Iskandar, A. Supriadi, P. Penelitian, D. Pengembangan, H. Hutan, and J. Gunung Batu, “Pemanfaatan Bungil Biji Karet Sebagai Ekstender Perekat Pada Kayu Lapis Pulai (Alstonia angustiloba Miq.),” Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa, vol. 4, no. 1, hal. 85–91, 2014.

M. N. Sari, Rosidah, and M. Y. Rahman, “Penggunaan Tepung Buah Nipah (Nyfa Fruticans Wurmb) Sebagai Ekstender Pada Perekat Urea Formaldehid Untuk Papan Partikel,” Jurnal ilmi kehutanan, vol. 2, no. 1, hal. 48–54, 2008.

M. I. Iskandar, D. Alva Prastiwi, N. Wiyantina, P. Hasil Hutan-Bogor, J. Kimia Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon-Cilegon, and S. SMAKBO-Bogor, “Pengaruh Hardener Dan Extender Dalam Perekat Tanin Resorsinol Formaldehida Terhadap Emisi Formaldehida Kayu Lapis,” Jurnal ITEKIMA, vol. 2, no. 1, hal. 2548–947, 2017.

R. D. H. Putera, “Ekstraksi Serat Selulosa Dari Tanaman Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Dengan Variasi Pelarut,” Depok, 2012.

R. Moeksin, L. Comeriorensi, and R. Damayanti, “Pembuatan Bioetanol Dari Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Dengan Perlakuan Fermentasi,” Jurnal Teknik Kimia, vol. 22, no. 1, 2016.

A. K. Bledzki, A. A. Mamun, and J. Volk, “Barley husk and coconut shell reinforced polypropylene composites: The effect of fibre physical, chemical and surface properties,” Compos Sci Technol, vol. 70, no. 5, hal. 840–846, 2010.

Rosidah, M. A. Soendjoto, and A. A. Rezekiah, “Sifat fisis dan mekanis papan partikel dari sabut kulit buah nipah (Nypa fruticans Wurmb),” Jurnal Hutan tropis, vol. 7, no. 1, hal. 76–84, 2019.

M. I. Iskandar and Suproadi Achmad, “Pengaruh Kadar Ekstender Tepung Biji Alpukat Terhadap Mutu Kayu Lapis Damar ( Agathis Alba Foxw ),” Jurnal penelitian hasil hutan, vol. 34, hal. 4550, 2016.

Fauziyati, “Pengaruh Substitusi Tepung Sekam Padi Dan Cassava Pada Tepung Industri Terhadap Peningkatan Keteguhan Rekat Kayu Lapis,” Jurnal Riset Teknologi Industri, vol. 3, 2016.

I. D. S. Wicaksana, F. Suhariyadi, A. Chalim, and A. Sulistio, “Pemanfaatan Limbah Eceng Gondok, Jerami Padi Dan Batok Kelapa Sebagai Filler Phenol Formaldehid Resin Produksi PT Pamolite Adhesive Industri,” Jurnal Distilat, vol. 8, no. 1, hal. 176–184, 2022.

A. Kabe, W. Darmawan, M. Y. Massijaya, M. Pascasarjana, D. H. Hutan, and F. Kehutanan, “Karakteristik Finir Kupas Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) Karakteristik Finir Kupas Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) (Characteristics of Sengon Rotary-Cut Veneer),” Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, vol. 10, no. 2, hal. 139–149, 2012.

“Japanese Agricultural Standard for Plywood,” 2008

A. Supriadi, A. Santoso, R. Pari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, J. Gunung Batu No, and P. korespondensi, “Keteguhan Rekat Kayu Lapis Sengon Menggunakan Perekat Lignin-Formaldehida dengan Dua Macam Bahan Pengisi (Bonding Strength of Sengon Plywood Using Lignin-Formaldehyde Adhesive with Two Types of Fillers),” J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis, vol. 17, no. 2, 2019.

Downloads

Published

2024-03-31

How to Cite

Muhtada, D. S. S. S., Santosa, S., Aribah, S. F. A., & Sulistio, A. (2024). PEMANFAATAN TUMBUHAN ECENG GONDOK DAN BATOK KELAPA SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT UREA FORMALDEHID. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 10(1), 70–80. https://doi.org/10.33795/distilat.v10i1.4950

Issue

Section

Articles