PENGARUH PERBANDINGAN MASSA AMPAS TAHU DAN SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

Authors

  • Amani Muflihah Tsabitah Tsabitah Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Noor Isnaini Azkiya Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33795/distilat.v10i4.6246

Keywords:

ampas tahu, briket, perekat tepung tapioka, pirolisis, sekam padi

Abstract

Briket adalah bahan bakar padat yang berbentuk gumpalan-gumpalan arang yang terbuat dari biomassa (bahan lunak). Namun, biomassa tersebut perlu diolah terlebih dahulu agar menjadi bahan bakar yang memiliki kadar panas lebih tinggi dari arang biasa.  Selain itu, keunggulan briket adalah residu atau sisa hasil pembakaran yang lebih sedikit, asap yang dihasilkan lebih sedikit, ekonomis, dan tidak beracun. Dalam penelitian ini limbah dari ampas tahu dan sekam padi dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan cara mengubahnya menjadi briket. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan komposisi bahan baku dan persentase perekat tepung tapioka terhadap kualitas briket yang dihasilkan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif berdasarkan eksperimen di laboratorium untuk mendapatkan data yang relevan. Variabel bebas yang digunakan yaitu perbandingan massa bahan baku sekam padi dan ampas tahu dengan perbandingan 25:75, 50:50, 75:25 (%b/b). Perekat yang digunakan yaitu tepung tapioka dengan persentase 10% (b/b). Tahapan pembuatan briket dimulai dengan persiapan bahan baku, proses pirolisis, pendinginan, penggilingan dan pengayakan, pencampuran bahan dengan perekat, pencetakan briket, pengovenan dan proses analisis berupa kadar air, kadar abu, vollatile matter, fixed carbon, nilai kalor, dan kuat tekan. Berdasarkan penelitian didapatkan kesimpulan hasil pengujian briket dengan komposisi 25% sekam padi:75% ampas tahu dan 10% persentase perekat mempunyai kualitas yang paling baik menghasilkan nilai kadar air sebesar 0,97284%, nilai kadar abu sebesar 17%, nilai volatille matter sebesar 1,12613%, nilai fixed carbon sebesar 80,9010%, nilai kalor sebesar 5478 kal/g, dan nilai kuat tekan sebesar 2,44375 kg/cm2.

References

N. Nurhudah, Pembuatan Briket Dari Campuran Limbah Kulit Singkong (Manihot utilissima) dan Kulit Kapuk (Ceiba pentandra l. gaertn) Dengan Perekat Getah Pinus. 2018.

A. Mustain, C. Sindhuwati, A. A. Wibowo, A. S. Estelita, dan N. L. Rohmah, “Pembuatan Briket Campuran Arang Ampas Tebu dan Tempurung Kelapa sebagai Bahan Bakar Alternatif,” Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, vol. 5, no. 2, hal. 100–106, 2021.

B. Indrawijaya, A. Fathurrohman, dan H. Nisa, “Pembuatan dan Karakterisktik Briket Bahan Bakar dari Ampas tahu sebagai Energi Alternatif,” Jurnal Ilmu Teknik Kimia UNPAM, vol. 2, no. 1, hal. 38–44, 2018.

W. Fitriana dan W. Febrina, “Analisis Potensi Briket Bio-Arang Sebagai Sumber Energi Terbarukan,” Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal Agriculture, vol. 10, no. 2, hal. 147, 2021.

M. Sapti, “Briket,” Kemampuan Koneksi (Tinjauan Terhadap Pendekatan Pembelajaran Savi), vol. 53, no. 9, hal. 1689–1699, 2019.

H. B. Cahyono, “Tinjauan Pemanfaatan Campuran Ampas Tahu dan Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Berbasis Biomassa,” Litbang Indonesia, vol. 48, no. 3, hal. 26–38, 2011.

A. Apriani, Uji Kualitas Biobriket Ampas Tebu dan Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Alternatif. 2015.

J. S. T. Allo, A. Setiawan, dan A. S. Sanjaya, “Pemanfaatan Sekam Padi untuk Pembuatan Biobriket Menggunakan Metode Pirolisa,” Jurnal Chemurgy, vol. 2, no. 1, hal. 17, 2018.

S. Siahaan, M. Hutapea, dan M. Hasibuan, “Penentuan Kondisi Optimum Suhu Dan Waktu Karbonisasi Pada Pembuatan Arang Dari Sekam Padi,” Jurnal Teknik Kimia. USU, vol. 2, no. 1, hal. 26–30, 2013.

A. Kahariayadi, D. Setyawati, Nurhaida, F. Diba, dan E. Roslinda, “Kualitas Arang Briket Berdasarkan Persentase Arang Batang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) dan Arang Kayu Laban (Vitex Pubescens Vahl),” Jurnal Hutan Lestari, vol. 3, no. 4,hal. 561–568, 2015.

W. Deglas dan F. Fransiska, “Analisis perbandingan bahan dan jumlah perekat terhadap briket tempurung kelapa dan ampas tebu,” Teknologi Pangan Media Informasi dan Komunikasi Ilmu Teknologi Pertanian, vol. 11, no. 1, hal. 72–78, 2020.

I. Qistina, D. Sukandar, dan T. Trilaksono, “Kajian Kualitas Briket Biomassa dari Sekam Padi dan Tempurung Kelapa,” Jurnal Kimia, vol. 2, no. 2, hal. 136–142, 2016.

S. M. Rusydi, “Sulhatun Mahmud Rusydi Editor: Prof. DR. IR. Rosdanelli Hasibuan, M:I,” hal. 1–93, 2019.

L. Hartini, E. Yulianti, dan R. Mahmudah, “Ampas tahu merupakan residu yang tertinggal dari proses penyaringan kedelai pada pembuatan tahu” vol. 3, no. 2, 2014.

I. Febriana, Manufacture of Food Preservatives from Liquid Smoke as By-Product of Processing Coconut Shells (Cocos Nucifera), vol. 1. Atlantis Press International BV, 2023.

I. Wiratmana, I. Sukadana, dan I. Tenaya, “Studi Eksperimental Pengaruh Variasi Bahan Kering Terhadap Produksi dan Nilai Kalor Biogas Kotoran Sapi,” Energi Dan Manufaktur, vol. 5, no. 1, hal. 22–32, 2012.

F. Amalinda dan M. Jufri, “Formulasi Briket Biorang Sekam Padi dan Biji Salak sebagai Sumber Energi Alternatif,” JST (Jurnal Sains Terapan, vol. 4, no. 2, hal. 99–103, 2018.

Downloads

Published

2024-12-31

How to Cite

Tsabitah, A. M. T., & Azkiya, N. I. (2024). PENGARUH PERBANDINGAN MASSA AMPAS TAHU DAN SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 10(4), 778–790. https://doi.org/10.33795/distilat.v10i4.6246