PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT PADA REAKSI BROWNING TERHADAP KUALITAS GUM ROSIN DI PT INHUTANI V TRENGGALEK

Authors

  • Yanti Noer Maiyansari Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Prayitno Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Desta Enggar Dwi Prasetya PT Inhutani V Unit Industri Trenggalek, Jl. Kanjeng Jimat, Surodakan, Trenggalek 63316, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33795/distilat.v10i4.6634

Keywords:

getah pinus, gum rosin, natrium metabisulfit, browning, distilasi

Abstract

Gum rosin merupakan hasil proses distilasi dari pengolahan getah pohon pinus PT Inhutani V. Gum rosin digunakan  sebagai perekat, cat pelitur, dan tinta cetak. Parameter utama kualitas gum rosin ialah warna, dimana warna memiliki grade diantaranya extra white (X), water white (WW), window glass (WG), dan nancy (N). Kualitas gum rosin yang dihasilkan di PT Inhutani V masih berada pada grade window glass (WG) berwarna kuning kecoklatan dengan nilai 7-8 scale gardner, sehingga perlu untuk ditingkatkan kualitasnya untuk meningkatkan harga jual. Reaksi browning merupakan proses pembentukan pigmen berwarna coklat dari yang awalnya berwarna jernih. Natrium metabisulfit merupakan senyawa sulfit yang mampu menghambat terjadinya reaksi browning melalui reaksi pemecahan polimer.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan natrium metabisulfit pada reaksi browning terhadap kualitas gum rosin. Variabel penelitian yang digunakan adalah konsentrasi larutan natrium metabisulfit sebesar 0,3%, 0,6%, dan 0,9% (volume) dengan lama waktu perendaman getah pinus 60 menit. Proses pembuatan gum rosin menggunakan metode distilasi selama 3 jam dengan suhu maksimal 175℃. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi natrium metabisulfit, maka semakin rendah kadar warna sehingga warna gum rosin yang dihasilkan semakin jernih. Konsentrasi larutan natrium metabisulfit yang paling optimal yaitu 0,9%, dimana menghasilkan nilai warna sebesar 4,9 scale gardner; bilangan asam 201,8 KOH/gram; Non Volatile 98,8%; Softening Point 79℃ dan tergolong grade extra white (X). Peningkatan kualitas gum rosin menunjukkan bahwa penambahan natrium metabisulfit mampu menghambat pembentukan warna coklat pada gum rosin.

References

S. A. Cahyono, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Petani Menyadap Pinus di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gembong”, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan., hal. 49–56, 2011.

A. Primaningtyas dan R. Widyorini, “Evaluasi Proses Produksi Industri Gondorukem dari Tinjauan Aliran Massa dan Energi (Studi kasus PGT Sapuran)”, Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, vol. 12, no. 1, hal. 39-52, 2020.

Tokopedia, “Gum Rosin Harga Terbaik,” Tokopedia.

Badan Standarisasi Nasional, “Gondorukem,” 2001.

F. Rahmawati, “Pengaruh Vitamin C terhadap Aktivitas Polifenol Oksidase Buah Apel Merah (Pyrus malus) Secara In Vitro,” Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2008.

Wahyuningsih, “Pengaruh Tirosin, Asam Askorbat, Enzim Polifenol, Xidase (PPO) Terhadap Perubahan Warna Kentang,” Gema Teknologi E-jurnal UNDIP.

R. A. N. Hidayat, S. Nugroho, H. Dewajani, dan A. Yuni, “Peningkatan Kualitas Gondorukem dengan Penambahan Chelating Agent dan Adsorben Proses Pengolahan Getah Karet (Pinus Merkusii) di PT Perhutani Anugerah Kimia,” Distilat Jurnal Teknologi Separasi, vol. 7, no. 2, hal. 390-399, 2021.

T. C., Tan, L. H. Cheng, R. Bhat, G. Rusul, dan A. M. Easa, “Effectiveness of Ascorbic Acid and Sodium Metabisulfite as Anti-Browning Agent and Antioxidant on Green Coconut Water (Cocos nucifera) Subjected to Elevated Thermal Processing,” International Food Research Journal, vol. 22, no. 2, hal. 631–637, 2015.

V. A. Sirait, Zulkifli, T. T. Handayani, dan M. L. Lande, “Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Terhadap Proses Non-Enzimatik Browning Jus Buah Pir Yali (Pyrus bretschneideri Rehd).,” Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, vol. 18, no. 03, hal. 186-192, 2017.

I. R. Akolo dan R. Azis, “Analisis Pengaruh Natrium Metabisulfit (Na2S2O5) dan Lama Penyimpanan terhadap Proses Browning Buah Pir menggunakan Rancangan Faktorial,”Jurnal Technopreneur, vol. 5, no. 2, hal. 54-58, 2018.

D. M. Maharani, R. Yulianingsih, S. R. Dewi, Y. Sugiarto, dan D. W. Indriani, “Pengaruh Penambahan Natrium Metabisulfit dan Suhu Pemasakan dengan Menggunakan Teknologi Vakum Terhadap Kualitas Gula Merah Tebu,” Agritech Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto, vol. 34, no. 4, hal. 365-373, 2014.

Y. Devianti, S. Rulianah, dan T. B. Santoso, “Pengaruh Konsentrasi Asam Askorbat pada Proses Pembuatan Gum Rosin,” Distilat Jurnal Teknologi Separasi, vol. 10, no. 1, hal. 197-204, 2024.

L. M. A. Putri, T. Prihandono, dan B. Supriadi, “Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan,” Jurnal Pembelajaran Fisika, vol. 6, no. 2, hal. 147–153, 2017.

Baharuddin dan I. Taskirawati, Hasil Hutan Bukan Kayu, Buku Ajar. 2009.

L. C. R. Lika, S. S. Luhtansa, S. B. Blaon, dan R. S. Penjaitan, “Perbandingan Nilai Bilangan Asam pada Sampel Minyak Goreng Kemasan dan Curah,” Indonesian Journal of Pharmaceutical Research, vol. 2, no. 2, hal. 22-26, 2023.

E. Guenther, The Essential Oils. Jakarta: UI Press, 1987.

M. A. Rahayu dan L. Hudi, “Pengaruh Lama Blanching dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit terhadap Karakteristik Tepung Pisang Kepok (Musa paradisiaca),” Journal of Tropical Food and Agroindustrial Technology, vol. 01, no. 02, hal. 16-24, 2021.

B. Djatmiko, S. Sumadiwangsa, dan S. Ketaren, “Pengujian Kualitas Gondorukem. Laporan Lembaga Penelitian Hasil Hutan,” Bogor, 1973.

Downloads

Published

2024-12-30

How to Cite

Maiyansari, Y. N., Prayitno, & Prasetya, D. E. D. (2024). PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT PADA REAKSI BROWNING TERHADAP KUALITAS GUM ROSIN DI PT INHUTANI V TRENGGALEK. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 10(4), 859–867. https://doi.org/10.33795/distilat.v10i4.6634