PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERAMALAN PENJUALAN GUNA MENENTUKAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PUPUK MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING
DOI:
https://doi.org/10.33795/jip.v4i1.142Keywords:
Forecasting, Penjualan, Stok Bahan Baku, Triple Exponential SmoothingAbstract
Perkembangan bisnis di dunia industri mengalami perkembangan yang sangat pesat, salah satunya adalah perusahaan pupuk yang bergerak di jasa penyedia pupuk untuk memenuhi kebutuhan petani. Masa pemupukan tanaman yang dilakukan oleh para petani sangat dipengaruhi oleh faktor musim. Hal tersebut mempengaruhi jumlah permintaan produk pupuk yang berbeda setiap periodenya pada perusahaan. Perusahaan perlu memperhatikan aspek produksi pupuk akibat penumpukan dan kurangnya kebutuhan bahan baku pupuk pada gudang pada saat produksi pupuk berlangsung. Forecasting merupakan kegiatan untuk memprediksi nilai-nilai atau kejadian pada masa mendatang. Metode forecasting yang tepat dapat membantu perencanaan bisnis yang baik dalam perusahaan. Pengolahan dan analisis data penjualan masa lampau dapat digunakan untuk proses forecasting, sehingga didapatkan gambaran dan infomasi mengenai kebutuhan bahan baku yang di butuhkan selama proses produksi. Dalam penelitian kali ini, dilakukan Pengembangan Sistem Informasi Peramalan Penjualan Guna Menentukan Kebutuhan Bahan Baku Pupuk Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing. Sistem ini dapat membantu peramalan penjualan yang kemudian dapat di breakdown ke kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan menggunakan metode Triple Exponential Smoothing. Metode Triple Exponential Smoothing dapat diimplementasikan pada data penjualan pupuk dari tahun 2013, 2014, dan 2015 yang mempunyai unsur time series musim dan trend. Sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan penjualan pupuk guna menentukan kebutuhan bahan baku pupuk subsidi sampe hasil peramalan pupuk subsidi urea sebesar 29.966 ton sehingga breakdown bahan baku urea berupa amoniak sebesar 17.320 ton dan CO2 sebesar 22.175 ton dengan rata-rata hasil akurasi yang bagus yaitu sebesar 14,63%. Tetapi sistem tidak dapat digunakan sebagai sistem peramalan penjualan guna menentukan kebutuhan bahan baku pupuk non subsidi karena hasil akurasi yang kurang bagus yaitu sebesar 34,42%.