Main Article Content

Abstract

Proyek Gedung AC merupakan salah satu bagian pembangunan gedung baru di Politeknik Negeri Malang yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 09 Kota Malang, dengan menggunakan metode beton konvensional. Perlu diketahui proyek Gedung AC berada pada wilayah berkategori desain seismik E dan merupakan klasifikasi bangunan rendah dengan tinggi 8 lantai, maka bangunan tersebut perlu direncanakan sesuai kaidah bangunan tahan gempa. Pada tugas akhir ini elemen struktur eksisting dimodifikasi menggunakan metode pracetak, penggunaan metode ini didasari dengan mempertimbangkan daripada segi mutu dan kemudahan pelaksanaannya. Desain modifikasi struktur dilakukan pada elemen sekunder meliputi : balok anak dan pelat, serta elemen primer : kolom dan balok induk. Dalam mendesain elemen struktur pracetak, berpedoman pada SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI-1726-2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI-1727-2020 Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah dan Gedung. Data yang digunakan meliputi detail drawing, dari data tersebut dilakukan preliminary desain dimensi serta tebal elemen struktur. Selanjutnya, dilakukan perhitungan penulangan berdasarkan hasil gaya yang di dapat dari software Robot Structural Analysis Professional (RSAP) serta pendesainan sambungan. Perencanaan akhir berupa analisa dan perhitungan stuktur metode pracetak, metode pelaksanaan, RAB, gambar desain modifikasi struktur serta pendetailan penulangan. Adapun hasil modifikasi dari tugas akhir ini yaitu dimensi balok induk B-1 35/70, B1-A 40/70, B-2 30/60, B-2A 30/60, B-3 20/30, B-6 30/70, balok anak B-4A 25/50, B-4B 15/25,B-5 25/40 tebal pelat 140, dan dimensi kolom K1 lantai 1-3 90/90, lantai 4-6 70/70. Lantai 7-atap 50/50, K1-A lantai 1-3 100/100, lantai 4-6 80/80, lantai 7-atap 60/60, K2 lantai 1-3 40/40, lantai 4-6 35/35, lantai 7-atap 30/30, didapatkan hasil perhitungan RAB untuk harga satuan pekerjaan struktur metode beton konvensional adalah sebesar Rp. 24,685.859,143 dan metode beton pracetak sebesar Rp. 42.164.920,853, selisih harga keduanya adalah 25% lebih mahal untuk metode beton pracetak..

Keywords

Beton Konvensional, Beton Pracetak, Modifikasi Struktur, Sambungan

Article Details

References

  1. Badan Standardisasi Nasional (2012). SNI 1726:2019 “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung”. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional
  2. Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI 2847:2019 “Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung”. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional
  3. Badan Standardisasi Nasional. (2020). SNI 1727-2020 “Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Bangunan Gedung”. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional
  4. Ervianto, Wulfram I. “Eksplorasi Teknologi Dalam Proyek Konstruksi Beton Pracetak & Bekisting”. Edited by Fl. Sigit Suyantoro. 1st ed. Yogyakarta: C. V. ANDI OFFSET, 2006.
  5. Elliott S. Kim. 2002. “Precast Concrete Structures”. Precast/Prestressed Concrete Institute. 2004.
  6. PCI Design Handbook Precast and Prestressed Concrete Sixth Edition. Chicago: Precast/Prestressed Concrete Institute.
  7. Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Bandung. 1983. “Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983”. Bandung. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.
  8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2013. “Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Cipta Karya”. Kementrian Pekerjaan Umum.