Main Article Content

Abstract

Simpang Jalan Raya Kebonagung – Jalan Raya Wagir termasuk klasifikasi jalan kolektor primer yang sering mengalami kemacetan yang dikarenakan banyaknya aktivitas keluar masuk kendaraan dari pabrik gula dan padatnya lalu lintas pada daerah simpang. Salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan yaitu dengan membangun jalan layang di atas Raya Kebonagung - Jalan Raya Wagir. Tujuan penelitian ini untuk menghitung persimpangan tersebut, serta membuat perencanaan pembangunan jalan layang disertai estimasi biayanya. Data yang digunakan adalah survey lintas harian rata-rata (LHR) dan survey data geometri simpang. Data-data tersebut diolah mengacu pada Manual Kapasitas Jalain Indonesia (MKJI) 1997. Hasil analisis dari kondisi eksisting di lapangan adalah derajat kejenuhan sebesar 1,11 dan tundaan rata-rata simpang sebesar 21,35 detik, Level Of Service (LOS) simpang ini masuk dalam kategori C setelah ada pembangunan fly over dengan lebar 8,6 m, panjang 230 m dan tinggi pilar 5 m maka derajat kejenuhan berubah menjadi 0,83 dan tundaan rata-rata simpang sebesar 13,51 detik. Level Of Service (LOS) simpang ini masuk dalam kategori B. Biaya operasonal kendaraan yang dihasilkan akibat simpang tersebut adalah Rp 5.320/km dan rencana anggaran biaya dari pembangunan fly over tersebut adalah Rp.45.237.170.176,17. Proyek pembangunan tersebut dinyatakan layak karena indeks tingkat pelayanan simpang meningkat dengan penambahan fly over dan memenuhi parameter kelayakan nilai NPV, IRR dan BCR .

Keywords

kelayakan; jalan layang; kemacetan; simpang tak bersinyal

Article Details

References

Read More