Main Article Content

Abstract

Seiring meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat di Kelurahan Tegalgondo dan Tunggulwulung mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang semula merupakan lahan hijau berubah menjadi lahan pemukiman maupun perdagangan yang berdampak pada debit banjir. Mengantisipasi terjadinya banjir di kemudian hari, ekodrainase dan permeable pavement diupayakan untuk diterapkan pada kedua Kelurahan Tegalgondo-Tunggulwulung dengan tujuan untuk menambah resapan juga mengurangi debit banjir. Setalah proses pengamatan data selesai, didapatkan luapan banjir pada saluran e-f sebesar 0,258 m3/detik. Banjir terjadi akibat kapasitas saluran e –f sebesar 1,377 m3/detik tidak mampu menampung debit banjir sebesar 1,635 m3/detik. Data – data yang ada kemudian dijadikan dasar kajian pengurangan risiko banjir seperti: laju resap air, dan dimensi saluran eksisting. Didapatkan hasil berupa kebutuhan biopori 105.213 buah. Bedasarkan rancangan anggaran biaya, total biaya pembangunan untuk biopori sebesar Rp 594.982.526.

Keywords

ekodrainase; biopori; banjir.

Article Details

References

  1. Kusnaedi (2011) SUMUR RESAPAN UNTUK PEMUKIMAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN, Jakarta: Penebar Swadaya.
  2. Charles Johanderrson Tiwery (2020) ‘Analisa Dimensi Sumur Resapan Untuk Mereduksi Besar Debit Limpasan di Kawasan Pemukiman Perkotaan (Studi Kasus pada Kawaasan Urimessing, Kota Ambon)’, JURNAL MANUMATA, VOL 6 NO 1.
  3. Soemarto, C. D. (1987) Hidrologi Teknik, Jakarta: Erlangga.
  4. Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Nova, Bandung.
  5. Department Pekerjaan Umum (2012) Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Department Pekerjaan Umum.
  6. Mukarob, R. L. P., Hapsari, R. I. and Suhartono, S. (2020) ‘Perencanaan Drainase Berwawasan Lingkungan Di DAS Kali Purwantoro Kota Malang’, Jurnal JOS-MRK, 1(3), pp. 134–140. doi: 10.55404/jos-mrk.2020.01.03.134-140.