Main Article Content

Abstract

Bekisting adalah alat struktural yang digunakan dalam membentuk beton, dan memiliki kemampuan untuk menahan gaya yang terjadi selama proses pengecoran dengan dimensi, konfigurasi, dan penempatan yang diinginkan. Sebagian besar kontraktor yang terlibat dalam proyek high rise building menggunakan bekisting semi konvensional / semi sistem dalam pelaksanaannya yang membutuhkan waktu cukup lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi atau alternatif baru penggunaan bekisting yaitu salah satunya adalah menggunakan metode bekisting sistem. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain alternatif bekisting, membandingkan kedua jenis bekisting tersebut  melalui  analisis  perbandingan dari segi kekuatan material, waktu  dan  biaya  pada  masing-masing  jenis bekisting untuk pekerjaan balok, plat, dan kolom pada lantai 9-27. Data yang dibutuhkan yaitu spesifikasi teknis, gambar kerja, harga satuan upah dan bahan tahun 2022 Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bekisting menggunakan sistem zonasi, Perhitungan biaya bekisting mengacu pada HSPK Kota Surabaya Tahun 2022 dan penjadwalan menggunakan software Microsoft Project 2019. Dari hasil analisis diperoleh bahwa pada pekerjaan bekisting kolom, balok, plat semi sistem menggunakan bahan phenolic dan besi hollow, dengan biaya total sebesar Rp 5.805.712.692,98 serta waktu yang dibutuhkan selama 185 hari, sedangkan pada bekisting sistem menggunakan bahan aluminium dengan perkuatan pipa support, dengan biaya total sebesar Rp 9.733.295.362,99 dan waktu yang dibutuhkan selama 163 hari. Hasil perbandingan bekisting didapatkan dari segi biaya bekisting semi sistem 40,35% lebih murah dari pada bekisting sistem (Aluminium Formwork), sedangkan dari segi waktu penggunaan beksiting sistem lebih cepat 22 hari dari pada bekisting semi sistem. Dari hasil analisis direkomendasikan bekisting sistem (Aluminium Formwork) untuk digunakan pada Proyek Pembangunan Apartemen  A Surabaya.

Keywords

Bekisting Metode Rencana Anggaran Biaya Waktu

Article Details

References

  1. ACI, 2004. ACI 347-04: Guide to Formwork for Concrete, American Concrete Institute. Farmington Hills, Michigan.Kuntjoro.
  2. Ervianto, W.I, (2004) “Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi” Penerbit Andi, Yogyakarta dalam Tanjung, L. S. (2017). Evaluasi Perencanaan Dan Pengendalian Proyek Dengan Menggunakan Metode Lean Project Management (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
  3. F Wigbout Ing, 1992, Buku Pedoman Tentang Bekisting (Kotak Cetak), Erlangga, Jakarta.
  4. Harga Satuan Pokok Kegiatan (2022) Kota Surabaya
  5. Pribadi, F. A., & Khamim, M. (2022). Perencanaan Bekisting Dan Perancah Pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Jurnal Online Skripsi Manajemen Rekayasa Konstruksi (JOS-MRK), 3(1), 210-215.x
  6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, PKKI 1961, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung
  7. Permen PUPR RI Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
  8. Segel. R, Kole, P, Gideon H.Kusuma, (1993). Pedoman Pengerjaan Beton. Jakarta: Penerbit Erlangga
  9. Susilo, E. (2019). Analisis Biaya Bekisting Dan Bekisting Konvensional dan Bekisting Semi Sistem Pada Kolom Bangunan Gedung, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta