Main Article Content
Abstract
Tahap konstruksi merupakan fase yang harus diberi perhatian agar mencapai tujuan utama dalam menghasilkan proyek berkualitas. Pada tahap ini, pengelola proyek harus mempertimbangkan aspek positif dan negatif yang akan muncul pada tahap operasional berikutnya. Keberhasilan kontraktor tergantung pada kemampuannya dalam menerapkan metode konstruksi yang tepat di lokasi proyek. Setiap metode konstruksi berbeda dalam kebutuhan sumber daya, produksi limbah, serta capaian tujuan proyek dalam hal biaya, mutu, dan waktu. Metode pelaksanaan konstruksi menjadi kunci dalam mewujudkan perencanaan menjadi bangunan fisik yang nyata. Metode ini didasarkan pada penerapan konsep rekayasa dengan mempertimbangkan beberapa persyaratan. Persyaratan yang perlu dipertimbangkan antara lain, dari dokumen pelelangan (dokumen pengadaan), kondisi teknis dan ekonomis di lapangan, serta sumber daya yang tersedia termasuk pengalaman kontraktor. Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun langkah-langkah kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Melalui cara kerja yang ditentukan, metode ini juga membantu dalam menentukan urutan pekerjaan dan menyusun jadwal sehingga dapat mencapai penyelesaian pekerjaan yang optimal. Salah satu pekerjaan yang butuh perhatian lebih didalam metode pelaksanaan bangunan adalah pekerjaan beton bertulang pada struktur atas bangunan. Beton bertulang adalah jenis beton yang diperkuat dengan material baja tulangan, seperti batang atau jaringan kawat baja. Konstruksi beton bertulang menjadi populer karena kombinasi kekuatan beton yang tinggi dalam menahan tekanan dan kekuatan baja yang tinggi dalam menahan tarikan. Gabungan kedua material ini memungkinkan beton bertulang untuk digunakan dalam berbagai proyek konstruksi yang memerlukan daya dukung yang tinggi, seperti gedung bertingkat tinggi, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Pengaplikasian beton bertulang dapat ditemui pada struktur atas bangunan. Struktur atas bangunan adalah bagian dari struktur bangunan yang berada diatas muka tanah. Pada bagian ini, semua beban bangunan akan ditransferkan ke bagian pondasi (struktur bawah bangunan). Struktur atas bangunan, meliputi struktur kolom, struktur balok, dan struktur plat lantai.
Article Details
References
- Mahendra, Sultan Syah. (2004). Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
- Asroni, Ali. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu
- Christin Onibala, Etika dan Revo L. Inkiriwang Mochtar Sibi. (2018). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Dalam Proyek Pembangunan Sekolah Smk Santa Fimilia Kota Tomohon. Manado: Jurnal Sipil Statik
- Jawat, I Wayan. (2015). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Studi: Proyek Fave Hotel Kartika Plaza). Bali: PADURAKSA
- Tunas, Fransisko. Jermias Tjakra., dan Revo L. Inkiriwang (2020). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Dua Pada Pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) Manado. Manado: Jurnal Sipil Statik
References
Mahendra, Sultan Syah. (2004). Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Asroni, Ali. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Christin Onibala, Etika dan Revo L. Inkiriwang Mochtar Sibi. (2018). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Dalam Proyek Pembangunan Sekolah Smk Santa Fimilia Kota Tomohon. Manado: Jurnal Sipil Statik
Jawat, I Wayan. (2015). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Studi: Proyek Fave Hotel Kartika Plaza). Bali: PADURAKSA
Tunas, Fransisko. Jermias Tjakra., dan Revo L. Inkiriwang (2020). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Dua Pada Pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) Manado. Manado: Jurnal Sipil Statik