Main Article Content

Abstract

Dunia konstruksi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semakin tingginya kebutuhan bahan pembangunan infrastruktur, penyerapan energi untuk mendukung aktivitas tersebut tentunya akan semakin besar.Untuk sebuah negara seperti Indonesia, oleh karena itu, perlu adanya alternatif untuk memanfaatkan limbah yang terbuang seperti cangkang telur.Dengan jumlah limbah cangkang telur yang banyak dengan menggilingnya bisa digunakan sebagai pengganti sebagian atau keseluruhan semen.Penelitian ini bertujuan menganalisis beton subtitusi abu cangkang telur terhadap semen tinjauan kuat tarik belah dan kuat tekan.Metode penelitian ini menggunakan perancangan campuran beton menggunakan SNI 03-2834-2000.Sampel benda uji setiap variasi 0%, 5%, 7,5%, dan 10% berjumlah 8 benda uji silinder untuk pengujian kuat tarik belah dan 72 benda uji silinder untuk pengujian kuat tekan. Hasil pengujian kuat tarik belah umur 28 hari secara berturut-turut untuk variasi 0%, 5%, 7,5%, dan 10% sebesar 13,33 kg/cm2; 12,98kg/cm2; 10,18 kg/cm2; dan 10,33 kg/cm2. Hasil pengujian kuat tekan umur 28 hari secara berturut-turut untuk variasi 0%,5%, 7,5%, dan 10% sebesar 37,97 kg/cm2; 36,59 kg/cm2; 22,63 kg/cm2; dan 28,64 kg/cm2. Biaya rata-rata pengujian secara berturut-turut untuk variasi 0%, 5%, 7,5%, dan 10% sebesar Rp 1,040.217,00/m3; Rp 1.163.669,00/m3; Rp 1.225.398,67/m3; dan Rp 1.287.125,9/m3. Substitusi abu cangkang telur menurunkan nilai kuat tarik belah rata-rata, nilai kuat tekan rata-rata dan semakin banyak subtitusi abu cangkang telur terhadap semen maka pengeluaran biaya anggaran semakin tinggi.

Keywords

limbah abu cangkang telur, semen, kuat tekan, kuat tarik belah.

Article Details

References

  1. Alim, G., Sasmita, J., Fernando, M. R., & Sugiharto,
  2. H. (n.d.). Pengaruh Substitusi Parsial Semen Dengan
  3. Cangkang Telur. 79–86.
  4. Badan Standarisasi Nasional. 2014. SNI 2491:2014
  5. Tentang Metode Uji Kekuatan Tarik Belah Spesimen
  6. Beton Silinder. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
  7. Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-2834-
  8. Tentang Tata Cara Pembuatan Rencana
  9. Campuran Beton Normal. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
  10. Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta:
  11. Penerbit Andi.
  12. Polii, R. A., Sumajouw, M. D. J., & Windah, R. S.
  13. (2015). Kuat Tekan Beton Dengan Variasi Agregat
  14. Yang Berasal Dari Beberapa Tempat Di Sulawesi
  15. Utara. Jurnal Sipil Statik, 3(3), 206–211.
  16. Salindri, A. (2018). BAB II Tinjauan Pustaka
  17. Gastritis. Universitas Muhammadiyah Malang, 11–
  18. http://repository.unpas.ac.id/37105/1/BAB II.pdf
  19. Samekto, Wuryati dan Rahmadiyanto, Canda. 2001.
  20. Teknologi Beton. Yogyakarta: Kanisius.
  21. Susilorin, Retno dan Adi Sambowo, Kusno. 2011.
  22. Teknologi Beton Lanjutan Durabilitas Beton.
  23. Semarang: Surya Perdana Semesta.
  24. Sitorus, Torang, Kardeni, Emilia, Nursyamsi, M.
  25. (n.d.). Cangkang Telur Sebagai Tambahan Semen
  26. Dan. Jurnal Teknik Sipil.
  27. SNI15-2049-2004. (2004). SNI 15-2049-2004 Semen
  28. Portland. Badan Standar Nasional Indonesia, 1–128.