Main Article Content

Abstract

Peningkatan arus lalu lintas pada persimpangan jalan yang tidak memiliki infrastruktur yang memadahi tentunya dapat menyebabkan kepadatan kendaraan pada setiap ruas simpang. Kepadatan kendaraan yang terjadi juga berdampak pada tingginya biaya operasional kendaraan yang melewati ruas simpang. Dalam laman malangchannel.com mencantumkan simpang bersinyal yang mempertemukan Jalan Galunggung, Jalan Raya Tidar dan Jalan Bondowoso menjadi salah satu titik rawan kemacetan di Kota Malang. Kepadatan kendaraan terjadi karena banyak kendaraan bermotor menuju ke area tersebut, dimana di area sekitar persimpangan tersebut terdapat pusat kegiatan seperti pertokoan, mall, kampus, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui berapa besar tingkat kinerja simpang dan biaya operasional kendaraan yang melawati simpang kemudian dapat memberikan solusi terbaik agar dapat memperbaiki kinerja simpang dan mengurangi biaya kemacetan simpang. Data yang digunakan mencakup kondisi geometrik simpang, sinyal lalu-lintas, hambatan samping, volume lalu-lintas pada jam puncak, kecepataan rata-rata kendaraan pada jam puncak dan komponen biaya operasional kendaraan. Perhitungan kinerja simpang menggunakan MKJI 1997, biaya operasional kendaraan menggunakan Pasific Consultant International (PCI) dan biaya kemacetan simpang menggunakan Tzedakis 1980. Hasil perhitungan yang didapat menunjukkan bahwa kondisi eksisting simpang tersebut sudah melewati titik jenuh dengan tingkat pelayanan (LOS) simpang F dari tundaan rata-rata sebesar 1013,6 det/smp dan biaya kemacetan sebesar Rp 86.744.635/jam untuk kendaraan ringan (LV) dan Rp 15.424.569/jam untuk kendaraan berat (HV). Penerapan alternatif perbaikan dengan pengaturan ulang fase menjadi 2 dari 4 fase, penyesuaian geometrik jalan dan penambahan flyover, biaya kemacetan dapat dikurangi menjadi Rp 1.319.498 /jam untuk kendaraan ringan (LV) dan Rp. 231.244/jam untuk kendaraan berat (HV) dengan tingkat pelayanaan simpang (LOS) B dari tundaan rata-rata sebesar 14,5 det/smp.

Keywords

Simpang bersinyal, tundaan kendaraan, kinerja simpang, biaya operasional kendaraan

Article Details

References

  1. Anonim. (2000). Metode Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan. Pacific Consultant International (PCI).
  2. Bolla, M. E., Yappy, R. A., & Sir, T. M. (2017). Biaya Kemacetan Ruas Jalan Kota Kupang Ditinjau dari Segi Biaya Operasional Kendaraan. Jurnal Teknik Sipil, 6(1), 61-74.
  3. Clarkson, H., Oglesby, R., & Hicks, G. (1998). Teknik Jalan Raya Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
  4. Djakfar, L., & Wicaksono, A. (2015). Manajemen Lalu Lintas Pada Simpang Borobudur Kota Malang. Rekayasa Sipil, 8(3), 166-173.
  5. Indonesia, M. K. J. (1997). Direktorat Jenderal Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
  6. Khisty, C. J., & Lall, B. K. (2005). Dasar-dasar rekayasa transportasi. Erlangga, Jakarta.
  7. Morlok Edward, K. (1991). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Terjemahan) Erlangga, Jakarta.
  8. Munawar, A. (2004). Manajemen lalu lintas perkotaan. Yogyakarta: Beta Offset.
  9. Peraturan Menteri Pehubungan Republik Indonesia. (2015). Nomor PM 96 Tahun 2015, Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Lalu Lintas.
  10. Susanti, S., & Magdalena, M. (2017). Estimasi Biaya Kemacetan di Kota Medan. Jurnal Transportasi Multimoda, 13(1), 21-30.
  11. Tzedakis, A. (1980). Different vehicle speeds and congestion costs. Journal of Transport Economics and Policy, 81-1