Main Article Content

Abstract

Di zaman yang serba modern ini, Indonesia mengalami kemajuan konstruksi yang sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dari kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas dan infrastruktur terutama dalam bidang beton. Beton merupakan bahan konstruksi yang banyak diminati pada pembangunan sekarang ini. Pakisaji adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Malang Jawa Timur yang dikelilingi oleh banyak pabrik, salah satunya Pabrik Gula Kebonagung yang ada sejak tahun 1835. Pada pabrik tersebut menghasilkan limbah tetes tebu dimana limbah tersebut dapat dilakukan penelitian inovasi beton. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tetes tebu pada campuran beton normal. Metode penelitian meliputi : analisa pengaruh penambahan tetes tebu pada campuran beton dengan variasi 0%, 0,20%, 0,40%, 0,60% terhadap kuat tekan beton fc’= 20 Mpa, 10, Perencanaan beton menggunakan SNI 03-2834-2000. Sampel penelitian untuk setiap variasi 0%, 0,20%, 0,40%, 0,60% berjumlah 12 benda uji silinder. Hasil pengujian kuat tekan umur 7 hari secara berturut-turut untuk setiap variasi 0%, 0,20%, 0,40%, dan 0,60% sebesar 11,06 Mpa, 5,47 Mpa, 20,09 Mpa, dan 17,83 Mpa. Hasil pengujian kuat tekan umur 14 hari secara berturut-turut untuk setiap variasi 0%, 0,20%, 0,40%, dan 0,60% sebesar 14,62 Mpa, 6,88 Mpa, 22,64 Mpa, dan 18,39 Mpa. Hasil pengujian kuat tekan umur 21 hari secara berturut-turut untuk setiap variasi 0%, 0,20%, 0,40%, dan 0,60% sebesar 16,88 Mpa, 10,75 Mpa, 22,92 Mpa, dan 19,15 Mpa. Hasil pengujian kuat tekan umur 28 hari secara berturut-turut untuk setiap variasi 0%, 0,20%, 0,40%, dan 0,60% sebesar 20,09 Mpa, 10,94 Mpa, 23,48 Mpa, dan 23,67 Mpa.

Keywords

tetes tebu, pakisaji, kuat tekan beton

Article Details

References

  1. American Standard Testing and Material. (2008). ASTM C33/C33M-08 for
  2. Specification for Concrete Aggregates.
  3. American Standard Testing and Material. (2013). ASTM C70-13 for Standard
  4. Test Method for Surface Moisture in Aggregate.
  5. American Standard Testing and Material. (2015). ASTM C127-15 for Standard
  6. Test Method for Relative Density, Relative Density (Specific Gravity) and Absorption of Aggregate.
  7. American Standard Testing and Material. (2016). ASTM C40/C40M-16 for
  8. Standard Test Method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete..
  9. Badan Standar Nasional. (1990). SNI 03-1970-1990 tentang Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.
  10. Badan Standar Nasional. (2004). SNI-15-7064-2004 tentang Semen Portland Komposit.
  11. Badan Standar Nasional. (2008). SNI 1969:2008 tentang Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.
  12. Badan Standar Nasional. (2008). SNI 1970:2008 tentang Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.
  13. American Standard Testing and Material. (2008). ASTM C33/C33M-08 for
  14. Specification for Concrete Aggregates.
  15. Badan Standar Nasional. (2014). SNI 2816:2014 tentang Metode Uji Bahan Organik dalam Agregat Halus Untuk Beton.
  16. Cocke, D.L. (1990). The binding chemistry and leaching mechanisms of hazardous substances in cementitous solidification/stabilization systems. Journal of Hazardous Material, 24 (231).
  17. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. (1995). Kep03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
  18. Santoso, A. (2012). Pemanfaatan Limbah Tetes Tebu sebagai Alternatif Pengganti Set-Retarder dan Water Reducer untuk Bahan Tambah Beton. Jurnal Inersia, 08(02), 165-179.
  19. Ahmad Prima Syahnan, M Agung Putra Handana, Johannes Tarigan., 2014. Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula (Tetes Tebu) Sebagai Bahan Tambah dalam Campuran Beton. Universitas Sumatera Utara, Medan.
  20. A.W. Otunyo, S.C. Onwusiri, N. Nwaiwu, 2015. Effect Of Sugar Cane Juice On Slump Values, Setting Time And Strength Of Concrete. Fakultas Teknik Sipil, Universitas Nigeria.