Peningkatkan Ketahanan Kesehatan Era Pandemi Covid-19 dengan Revitalisasi Kebun Tanaman Obat (TOGA)

Authors

  • Satworo Adiwidodo
  • R.N. Akhsanu Takwim Politeknik Negeri Malang
  • Hari Rarindo Politeknik Negeri Malang
  • Widjanarko Politeknik Negeri Malang
  • Utsman Syah Amrullah Politeknik Negeri Malang
  • Nurchajat Politeknik Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.33795/jpkm.v10i2.3267

Keywords:

revitalisasi, kebun tanaman obat, ketahanan kesehatan, pandemi, covid-19

Abstract

Covid-19 dan variannya telah menjadi pandemi global yang dimulai sejak akhir 2019. Dengan demikian ketahanan kesehatan bagi masyarakat perlu ditingkatkan. Peningkatan ketahanan kesehatan bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: pola hidup sehat, olah raga teratur dan juga mengkonsumsi imun boster. Imun booster murah diantaranya jahe, temulawak, kunyit dan beberapa jenis tanaman obat keluarga atau bisa disingkat dengan TOGA. Kebun TOGA yang dikelola masyarakat di lingkungan RT 08 RW 08 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, selama ini belum optimal karena kondisi kebun yang perlu direvitalisasi. Pelaksanaan Program kegiatan meliputi penyuluhan dan revitalisasi kebun TOGA yang meliputi pembuatan pagar, penataan kebun TOGA, dan penyediaan bibit tanaman obat. Masyarakat di lingkungan RT 08 dapat memanfaatkan kebun TOGA sebagai sarana untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat dan juga sebagai sarana pelestarian alam, gerakan penghijauan dan untuk keindahan lingkungan.  Hasil dari kegiatan ini adalah berupa peningkatan pemahaman masyarakat khususnya di RT 08 RW 08 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang terhadap pemanafaatan TOGA, pemagaran kebun TOGA dengan pagar BRC kurang lebih 15 meter, serta penataaan kebun TOGA

Downloads

Published

2023-12-02

How to Cite

Satworo, R.N. Akhsanu Takwim, Hari Rarindo, Widjanarko, Utsman Syah Amrullah, & Nurchajat. (2023). Peningkatkan Ketahanan Kesehatan Era Pandemi Covid-19 dengan Revitalisasi Kebun Tanaman Obat (TOGA). Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat, 10(2), 85–90. https://doi.org/10.33795/jpkm.v10i2.3267