Pembuatan Serbuk Aloe Vera sebagai Bahan Baku Kosmetik Masker Wajah Menggunakan Metode Vacuum Drying
DOI:
https://doi.org/10.33795/jtkl.v3i2.96Keywords:
Aloe vera, anthraquinone, drying, glucomannanAbstract
Serbuk lidah buaya merupakan salah satu produk olahan lidah buaya yang banyak digunakan industri kosmetik sebagai bahan tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi operasi dan konsentrasi zat aditif dengan variasi temperatur operasi (50oC, 60oC, dan 70oC) dan variasi konsentrasi maltodekstrin (6%, 7%, 8%, dan 9%) dalam pembuatan serbuk lidah buaya untuk mencapai kandungan antrakuinon terendah dan kandungan glukomanan tertinggi. Bahan yang digunakan adalah lidah buaya (Aloe Vera barbadensis.) yang dilakukan perlakuan awal sebelum pengeringan. Serbuk lidah buaya diukur kadar air, rendemen, kandungan antrakuinon dan kandungan glukomanan. Hasil menunjukan bahwa pada temperatur 60oC dan konsentrasi maltodekstrin 8%, serbuk lidah buaya memiliki kadar air 6,92%; rendemen 9% kandungan antrakuinon 20,8%; dan kandungan glukomanan 11,5% merupakan hasil terbaik.
Aloe vera powder is one of processed aloe products are widely used cosmetic industry as an additive. The purpose of this study was to determine the optimum operating conditions and concentrations of additives by variations in the operating temperature (50, 60, and 70°C) and the variation of the concentration of maltodextrin (6, 7, 8, and 9%) in the manufacture of aloe vera powder to reach the lowest anthraquinone content and highest glucomannan content. Materials used are pre treated aloe vera (Aloe Vera barbadensis.) before drying process. Aloe vera powder measured water content, yield, anthraquinone content, and glucomannan content. Results showed that at temperature of 60° C and a concentration of 8%. Aloe vera powder has a water content of 6,92%; 9,00% yield; glucomannan content of 11,50%; and 27.30% anthraquinone content is the best results.
References
T. Reynolds, Aloes the Genus Aloe, Washington, D.C.: CRC Press, 2004.
A. P. Wardhanu, Potensi Lidah Buaya Pontianak (Aloevera chinensis,linn) Sebagai Bahan Baku Industri Berbasis Sumber Daya Lokal, Malang: Universitas Brawijaya, 2009.
I. Asrinah, Elisitasi Senyawa Antrakuinon pada Kalus Batang Morinda citrifolia (L.) Dengan Menggunakan Kitosan Dari Kulit Udang Windu (Penaeus monodon), Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia, 2017.
F. Anindita, S. Bahri, J. Hardi Ekstraksi dan karakterisasi glukomanan dari tepung biji salak, J. Ris. Kim., vol. 2, no. 2, hal.1-10, 2016.
A. Wirakartakusumah, Petunjuk Laboratorium Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB, Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1992.
E. Hartulistiyoso, R. Hasbulah, E. Priyana, Pengeringan lidah buaya (aloe vera) menggunakan oven gelombang mikro (microwave oven), J. Keteknikan Pertanian, vol. 25, no. 2, hal. 141-146, 2011.
L. Latifah, A. Apriliawan, Pembuatan tepung lidah buaya dengan menggunakan berbagai macam metode pengeringan, Jurnal Teknologi Pangan, vol. 3, no. 2, hal. 70-80, 2009.
A. Syahputra, Studi Pembuatan Tepung Lidah Buaya (Aloe vera L.), Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 2008.
N. Supriyatna, Optimasi pengolahan tepung lidah buaya Pontianak (Aloe chinensis, Beaker) sebagai bahan baku alami handbody lotion, Biopropal Industri, vol. 1, no. 2, hal. 9-17, 2010.
D. Parikh, Vacuum Drying: Basic and Application, New York: Mcgraw Hill Incorporated then Chemical Week Publishing, 2015.
S. B. Widjanarko, J. Megawati, Analisis metode kolorimetri dan gravimetri pengukuran kadar glukomanan pada konjak (Amorphophallus konjac), J. Pangan dan Agroindusri, vol. 3 no.4, hal. 1584–1588, 2015.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ayu Ratna Permanasari, Saripudin Saripudin, Tri Reksa Saputra, Muhammad Fahmi Hidayatulloh, Nizar Fathurohman
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.