PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK TERPENTIN PADA GETAH PINUS DARI LAWU SELATAN DAN SURAKARTA TERHADAP KUALITAS GONDORUKEM

Authors

  • Muhammad Rizqi Jaya Prawira Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Anang Takwanto Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia
  • Desta Enggar Dwi Prasetya PT. Inhutani V Unit Industri Trenggalek, Klampisan, Surodakan, Kec. Trenggalek, Kab. Trenggalek, Jawa Timur 66316, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33795/distilat.v11i3.6996

Keywords:

gum rosin, konsentrasi, terpentin

Abstract

PT Inhutani V Unit Industri Trenggalek merupakan salah satu industri penghasil gum rosin dengan getah pinus merkusii sebagai bahan bakunya. Gum rosin berpotensi menjadi salah satu komoditi ekspor Indonesia. Gum rosin yang diproduksi oleh PT Inhutani V Unit Industri Trenggalek masih memiliki warna cenderung cokelat dan termasuk dalam kategori kelas WG (Window Glass) dan N (Nancy). Kualitas gondorukem yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kandungan mineral dan ion logam dari kotoran getah yang berasal dari tanah, serta proses pencucian menggunakan asam oksalat yang kurang maksimal dalam menghilangkan ion logam. Untuk meningkatkan kualitas gum rosin tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan penambahan variasi konsentrasi terpentin saat dilakukan pencucian/pemurnian getah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan terpentin yang menghasilkan kualitas gum rosin dengan grade yang baik. Tahapan penelitian ini yaitu persiapan alat dan bahan, pencucian/pemurnian getah pinus merkusii, dan analisis meliputi warna (color), bilangan asam (acid value), titik leleh (softening point / melting point), komponen tidak menguap (non-volatile) serta mengetahui kualitas getah dari berbagai daerah pemasok getah. Variabel penelitian yang digunakan adalah konsentrasi terpentin yang ditambahkan yaitu 29,5%; 30,5%; dan 31,5% (b/b). Dari hasil penelitian yang diperoleh, semakin rendah konsentrasi terpentin yang ditambahkan pada saat pengolahan getah maka semakin baik kualitas gondorukem yang dihasilkan. Hasil penelitian terbaik pengolahan getah pinus merkusii menjadi gondorukem terletak pada penambahan konsentrasi terpentin 29,5% dengan getah asal dari Surakarta yang memiliki warna 6,9 dan termasuk kategori kelas WW (Water White).

References

S. Suwaji, A. Lamusa, dan D. Howara, “Analisis Pendapatan Petani Penyadap Getah Pinus di Desa Tangkulowi Kecamatan Kulawi Kabupaten Ssigi Sulawesi Tengah,” vol. 5, no. 1, hal. 127–133, 2017.

Y. Suranto, “Karakter Dan Kualitas Gondorukem Kuna Hasil Penemuan Di Pemukiman Pecinan Kutoarjo Kabupaten Purworejo,” Jurnal Konservasi Cagar Budaya, vol. 12, no. 2, hal. 47–60, 2018.

L. Isma, M. Mulizar, dan A. Aiyub, “Karakteristik Marshall Campuran Aspal Menggunakan Aditif (Polyethylene Terephthalate),” Jurnal Sipil Sains Terapan, vol. 1, no. 2004, hal. 657–666, 2021.

I. Riwayati, “Pengaruh Jumlah Adsorben Karbon Aktif Dan Waktu Proses Bleaching Pada Pengolahan Gondorukem,” Jurnal Momentum, vol. 1, no. 2, hal. 9–14, 2005.

R. A. N. Hidayat, S. Nugroho, H. Dewajani, dan A. Yuni, “Peningkatan Kualitas Gondorukem Dengan Penambahan Chelating Agent Dan Adsorben Pada Proses Pengolahan Getah Karet (Pinus Merkusii) Di PT. Perhutani Anugerah Kimia,” Distilat Jurnal Teknologi Separasi, vol. 7, no. 2, hal. 390–399, 2023.

S. Permatasari dan R. B. Rahmatullah, “Pemisahan Terpentin dan Gondorukem dari Getah Pinus (Pinus merkusii Jungh . et de Vriese) dengan Metode Destilasi,” 2018.

A. Nurmaydha, S. Wijana, dan P. Deoranto, “Analisis Produktivitas pada Bagian Produksi Gondorukem dan Terpentin Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus di PGT Sukun Ponorogo Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Non Kayu ( KBM-INK ) Perum Perhutani Unit II Jawa Timur),” vol. 1, no. 1, hal.42-54, 2017.

N. Wijayati, C. Astutiningsih, S. Mulyati, dan I. Artikel, “Transformasi a-Pinena dengan Bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 25923,” vol. 6, no. 1, 2014.

E. D. Daryono, “Sintesis α - Pinene Mendjadi α -Terpineol Menggunakan Katalis H2SO4 dengan Variasi Suhu Reaksi dan Volume Etanol,” Jurnal Teknik Kimia USU, vol. 4, no. 2, hal. 1–6, 2015.

R. Ringgani, B. Budhijanto, dan A. Budiman, “Kinetika Reaksi Isomerisasi α-pinene,” Eksergi, vol. 13, no. 1, hal. 7, 2016.

R. E. Kirk dan D. F. Othmer, “Encyclopedia of Chemical Technology 4th, Vol. 21,” vol. 5. The Interscience Encyclopedia, New York, 2007.

E. Cahyono dan C. A. Amalia, “Peningkatan Warna Larutan Getah Pinus pada Pemanasan Temperatur 60-90 ° C,” Artikel Penelitian Perhutani, no. 2, vol. 1, hal. 7-9, 2021.

E. Cahyono dan S. A. Nahdiana, “Peningkatan Warna Gondorukem pada Pemanasan Temperatur 120-140 ° C,” Artikel Penelitian Perhutani, no. 1, vol. 1, hal 4-6, 2021.

B. S. Nasional, “Sni 01-5009.12-2001,” 2001.

Y. Deviyanti, S. Rulianah, dan T. B. Santoso, “Pengaruh Konsentrasi Asam Askorbat pada Proses Pembuatan Gum Rosin,” Distilat: Jurnal Teknologi Separasi, vol. 10, no. 9, hal. 197–204, 2024.

Additional Files

Published

2025-09-30

How to Cite

Prawira, M. R. J., Takwanto, A., & Prasetya, D. E. D. (2025). PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK TERPENTIN PADA GETAH PINUS DARI LAWU SELATAN DAN SURAKARTA TERHADAP KUALITAS GONDORUKEM. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 11(3), 529–536. https://doi.org/10.33795/distilat.v11i3.6996