Main Article Content

Abstract

Stabilisasi tanah adalah upaya untuk meningkatkan daya dukung tanah yang labil dengan menambahkan material tertentu. Kerusakan infrastruktur di wilayah Dusun Brau Kota Batu disebabkan oleh kondisi tanah yang tidak stabil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pernambahan serbuk bata merah terhadap nilai kuat geser tanah. Metode yang dilakukan adalah eksperimen di Laboratorium meliputi pengujian kadar air, berat isi, berat jenis, uji saringan dan hydrometer, batas atterberg, dan geser langsung. Limbah bata merah yang digunakan adalah lolos No. 60. Variasi campuran serbuk bata merah sebesar 6%, 10%, dan 14% dengan waktu pemeraman 1 hari, 4 hari, dan 11 hari. Berdasarkan sistem USCS, tanah tergolong pasir bergradasi baik dan sedikit lanau (SW-SM). Hasil pengujian Direct Shear tanah asli didapat nilai kohesi (c) = 0,194 kg/cm2 dan sudut geser dalam () = 13,03o. Pada pengujian tanah campuran serbuk bata merah pada pengujian batas batas Atterberg, nilai indeks plastisitas semakin menurun hingga dibandingkan tanah asli dimana IP tanah asli sebesar 10,82%. Nilai sudut geser pada kadar optimum keseluruhan dicapai pada persentase campuran bata merah 5,3% dengan hasil kohesi (c) = 0,05 kg/cm2 dan sudut geser dalam () = 32,78o. Qijin pada fondasi dengan campuran bata merah menunjukkan peningkatan sebesar 2,7 hingga 3 kali lipat daripada tanah asli. Qijin pada fondasi persegi meningkat dari 12,17 ton menjadi 35,25 ton, fondasi persegi panjang meningkat dari 17,19 ton menjadi 52,61 ton, dan fondasi lingkaran meningkat dari 9,51 menjadi 26,30 ton. Penurunan fondasi pada semua penampang lebih kecil dari batas izin sebesar 25 mm. Berdasarkan uji permodelan, pada batas penurunan izin fondasi sebesar 25 mm, fondasi persegi mampu menahan beban hingga 23,48 ton, fondasi persegi Panjang sebesar 30,93 ton, dan fondasi lingkaran sebesar 22,67 ton.

Keywords

stabilisasi tanah bata merah geser langsung daya dukng penurunan fondasi

Article Details

References

  1. Ara, E. P., Gandi, S., dan Sarie, F. (2021). Perbandingan Penggunaan Abu Sekam Padi, Serbu Batu Bata, dan Pasir Sirkon sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Lempung. Jurnal Kacapuri, 4(1).
  2. Eryunaningsih, R. T., & Wulandari, S. (2024). Pengaruh Penambahan Serbuk Bata Merah dan Limbah Polyethylene Terephtalate pada Tanah Lempung. Jurnal Teknik Sipil, 20(1), 111-125.
  3. Hidalgo, C., Carvajal, G., & Muñoz, F. (2019). Laboratory evaluation of finely milled brick debris as a soil stabilizer. Sustainability, 11(4), 967.
  4. Terzaghi (1987). Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa Jakarta, Penerbit Erlangga.
  5. Das, B. M. (1995). Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik). Jakarta: Penerbit Erlangga
  6. Bowles, J.E. (1989). Sifat-sifat fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Edisi Kedua. Jakarta.
  7. Bowles, J. E. (1991). "Sifat-sifat Fisis Tanah dan Geoteknis Tanah." Erlangga. Jakarta