Main Article Content

Abstract

Tanah dasar pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi Paket 2, khususnya di STA 16+650 – 16+750, memiliki daya dukung yang rendah dengan nilai CBR Point di bawah 6%, sehingga tidak memenuhi standar yang disyaratkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbaikan tanah dasar melalui metode stabilisasi kimiawi menggunakan limbah gypsum dan perkuatan mekanis dengan Geocell yang terbuat dari limbah botol plastik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen di laboratorium dengan pendekatan kuantitatif. Variasi penambahan limbah gypsum yang diuji adalah 10%, 12%, dan 14% , sedangkan Geocell dibuat dengan ketinggian 5 cm dan 10 cm. Parameter utama untuk mengukur peningkatan daya dukung adalah nilai CBR (California Bearing Ratio) yang diuji menggunakan metode CBR Model skala laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan tanah asli tergolong klasifikasi A-7-5(1) (tanah berlempung) dengan nilai CBR model sebesar 16,26%. Penambahan limbah gypsum pada kadar optimum 10,73% mampu meningkatkan nilai CBR menjadi 22,50%. Sementara itu, penggunaan Geocell 10 cm lebih efektif, yang mampu meningkatkan nilai CBR menjadi 26,78%. Kombinasi paling efektif, yaitu pada penambahan limbah gypsum 10,73% dengan Geocell 10 cm, yang meningkatkan nilai CBR secara signifikan hingga mencapai 32,57%, atau mengalami kenaikan sebesar 100,31% dari nilai CBR model tanah asli. Hasil ini membuktikan bahwa kombinasi dari stabilisasi limbah gypsum dan penggunaan Geocell dari limbah botol plastik merupakan solusi yang sangat efektif untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar.

Keywords

Tanah Dasar Stabilisasi Gypsum Geocell CBR

Article Details

References

  1. Rizekika Arny Wijayanti, Qunik Wiqoyah, “Efektifitas Gypsum Sebagai Bahan Stabilisasi Terhadap Nilai Penurunan Konsolidasi Subgrade Jalan Sukodono Sragen,” Solo, 2017.
  2. T. Y. Rinawati, “Pengaruh Penambahan Limbah Gypsum Tethadap Nilai CBR dan Nilai Swelling Tanah Lempung (Effect Of Added Of Gypsum Waste On CBR Value And Swelling Value of Clay Soil),” Yogyakarta, 2022.
  3. H. C. Hardiyatmo, Mekanika Tanah 1, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010.
  4. Braja, M Das, diterjemahkan oleh Noor Endah dan Indrasurya B. Mochtar, Mekanika Tanah (Prinsip - prinsip Rekayasa Geoteknis), Jakarta: Erlangga, 1995.
  5. Irwandy Muzaidi, Muhammad Fitriansyah, Elia Anggraini, Zainul Azmul Fauza,, “Stabilisasi Tanah Lempung Kota Banjarmasin dengan Penambahan Limbah Gypsum sebagai Timbunan Dasar (Subgrade),” dalam Seminar Nasional Teknik Sipil UMS, Barito Kuala, 2024.
  6. X. W. Luo, Z. Lu, J. B. Zhang, H. L. Yao, “Study on performanse of geocell-reinforced red clay subgrade,” Geosynthetics International, vol. Vol. 31, no. 6, pp. 968 - 980, 2024.
  7. J. Bowles, Sifat - sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Jakarta: Erlangga, 1991.
  8. R. Edi Purwadi, Sadan Widarmana, Paribotro Sutigno, “Sifat Fisis Mekanis Gyps dari Sabut Kelapa,” IPB University, Bandung, 1993.