Analisis pelesapan frasa nomina konstruksi koordinatif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia: sebuah analisis kontrastif

Authors

  • Nadya Inda Syartanti Universitas Brawijaya, Malang

Keywords:

pelesapan, frasa nomina, subjek, objek, konstruksi koordinatif

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dan persamaan bentuk pelesapan frasa nomina konstruksi koordinatif dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Penelitian ini mengkontraskan konstituen pembentuk pelesapan berupa konstituen pengendali yang ditinjau dari segi letak, fungsi sintaksis, dan peran semantisnya; dan konstituen terkendali yang ditinjau dari segi kemafhuman, keterpulangan, keforisan, dan sifat pelesapan. Data penelitian adalah model kalimat yang diperoleh dari novel dan majalah serta terjemahannya sebagai data utama; dan sumber acuan dari buku tata bahasa Jepang dan bahasa Indonesia sebagai data pelengkap.
Hasil analisis menunjukkan bahwa letak konstituen pengendali subjek bahasa Indonesia dan bahasa Jepang memiliki kesamaan, yaitu berada sebelum konstituen terkendali. Begitu pula, letak konstituen pengendali objek bahasa Indonesia dan bahasa Jepang juga memiliki kesamaan, yaitu berada setelah konstituen terkendali. Lalu, peran semantis yang berlaku dalam pelesapan frasa nomina berbeda di tiap fungsi semantis subjek dan objek baik pada bahasa Indonesia maupun pada bahasa Jepang. Peran semantis yang berlaku pada fungsi subjek adalah peran agentif, experiencer, dan objektif, sedangkan peran semantis yang berlaku pada fungsi objek adalah peran benefaktif dan objektif. Baik pelesapan subjek maupun objek bahasa Indonesia dan bahasa Jepang dapat dipulangkan bila konstituen lesap dilakukan melalui penyebutan ulang maupun pemakaian pronomina. Namun, pelesapan objek bahasa Indonesia dapat dipulangkan bila konstituen lesap dilakukan melalui pemakaian pronomina –nya. Sebaliknya, pemakaian pronomina –nya dalam gramatika bahasa Jepang tidak ada, sehingga pelesapan objek tidak dapat dilakukan melalui pemakaian pronomina. Dilihat dari hubungan antarklausa dalam konstruksi koordinatif bahasa Indonesia, pelesapan frasa nomina subjek hanya bersifat anaforis, sedangkan pelesapan objek dapat bersifat anaforis dan kataforis. Sebaliknya, pelesapan frasa nomina subjek dan objek bahasa Jepang hanya bersifat anaforis, dan tidak dapat bersifat kataforis.

Downloads

Published

2016-11-30

Issue

Section

Articles