Main Article Content

Abstract

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang mempunyai sifat yang getas. Pada sebuah konstruksi digunakan tulangan baja untuk menahan lentur pelat. Penggunaan baja dalam jumlah banyak tidak menjadikan beton tersebut menjadi ekonomis. Maka dari itu digunakan alternatif dengan mencampur serat (fiber) kawat bendrat untuk dapat mencegah retak dan menahan patah yang terjadi pada beton. Sehingga diperlukan penelitian laboraturium untuk meninjau kuat tekan dan kuat lentur beton menggunakan serat kawat bendrat BWG-21 dengan diameter 1,00mm dan panjang 50mm dengan mutu beton fc’22MPa. Sampel yang digunakan untuk uji kuat tekan terdiri dari 60 benda uji silinder, dengan diameter 150mm dan tinggi 300mm, sedangkan untuk uji lentur digunakan 12 benda uji balok dengan panjang 500mm, lebar 100mm, dan tinggi 100mm. Variasi penambahan serat yang digunakan sebesar 0,0%, 0,25%, 0,50% terhadap volume beton. Metode pencampuran beton menggunakan SNI-03-2834-2000 dan ACI-544.3R-93. Pengetesan benda dilakukan setelah proses curing dan diuji sesuai umur yang direncanakan pada setiap variasi yakni umur 3,7,14 dan 28 hari. Hasil kuat tekan yang diperoleh pada variasi 0% untuk umur beton 3,7,14,28 hari sebesar 12,69MPa;17,20Mpa;22,99MPa;25,98MPa. Pada variasi 0,25% sebesar 10,94MPa;12,34Mpa;17,34MPa;19,11MPa. Pada variasi 0,50% sebesar 8,93MPa;15,01Mpa;18,16MPa;20,89MPa. Hasil kuat lentur yang diperoleh pada variasi 0% sebesar 3,99MPa;4,83Mpa;5,04MPa;6,51MPa. Pada variasi 0,25% sebesar 3,36MPa;4,20Mpa;4,83MPa;5,25MPa. Pada variasi 0,50% sebesar 3,15MPa;3,99Mpa;4,62MPa;4,83MPa. Biaya pada beton dengan variasi penambahan serat kawat bendrat 0%, 0,25%, 0,50% sebesar Rp 887.450,5, Rp 910.215,9, Rp 932.981,2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan semakin banyak penambahan variasi serat akan menjadikan beton tersebut tidak ekonomis, namun dapat mencegah atau mengurangi terjadinya retak dan patah pada beton.

Keywords

beton serat kawat bendrat kuat tekan kuat lentur

Article Details

References

  1. ACI-Committee 544-3R-1993. Guide for Specifing, Mixing, Placing, and Finishing Steel Fiber reinforced Concrete. ACI Journal
  2. Badan Penelitian dan pengembangan Kementrian PU. (2019) Semen Portland di Indonesia untuk Aplikasi Beton Kinerja tinggi. Jakarta: Pusat penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan.
  3. Bagus, Krisna (2018). “Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat Pada Beton Mutu Tinggi Terhadap Kapasitas Kuat Tekan Dan Kuat Lentur” Bandar Lampung : Universitas Lampung.
  4. Doloksaribu, B. (2018). Analisa Perhitungan Kekuatan PerancahTerhadap Waktu Siklus Pengecoran Lantai Untuk Memenuhi Keamanan Struktur Bangunan. Universitas Medan Area. http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/9581
  5. Gedabuz (2012). Rangkak dan Susut pada Beton. Diakses 27 Januari 2023, dari http://sma-muhamadiyah.blogspot.com/2012/09/rangkak-dan-susut.html
  6. Lamudi (2016). Jenis Semen dan Fungsinya. Diakses pada 26 Januari 2023, dari https://www.lamudi.co.id/journal/macam-jenis-semen-dan-fungsi/
  7. SMS Perkasa (2023). Kawat Bendrat BWG 21.Diakses 17 Juli 2023, dari https://www.smsperkasa.com/kawat-bendrat-bwg-21/sku/BE4005506
  8. SNI-03-2834-2022. Tata Cara Pembuatan Beton Normal. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional
  9. SNI-03-1947-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional
  10. SNI-1947-2011. Cara Uji Kuat tekan Beton dengan benda uji silinder. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional
  11. Riana, Netta. (2022) “Analisis Perbandingan Pengaruh Penambahan Serat Baja Karbon 3D Dramix Dan Serat Kawat Bendrat Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Dan Kuat Tarik Lentur Pada Beton Mutu Normal” Bandar Lampung : Universitas Lampung.
  12. Taufiq Faizal. (2010). Perencanaan Campuran Beton. Diakses pada 25 Januari 2023, dari https://dspace.uii.ac.id/
  13. Zamil (2022). Pengertian Agregat dan Klasifikasinya. Diakses pada 27 Januari 2023, dari https://zamilconsulting.com/pengertian-agregat-dan-klasifikasinya/