Main Article Content

Abstract

Pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang merupakan usaha pemerintah untuk bisa melakukan mobilitas. Penerus dari Jalan
Tol Gempol – Pandaan. Jalan Tol ini menggunakan perencanan perkerasan kaku yang dibentuk dari campuran semen, agregat,
dan tulangan yang memiliki kemampuan lebih baik dari segi struktur dan tahan lama. Perencanaan ulang dilakukan untuk
mengetahui bagaimana perencanaan sebelumnya yang telah dilaksanakan dengan membandingkan menggunakan 2 (dua)
metode. Metode yang digunakan yaitu Metode Bina Marga 2003 dan Manual Desain Perkerasan 2017 atau disebut juga Bina
Marga 2017. Perbandingan yang ditinjau dari segi ketebalan dan biaya. Metode Bina Marga 2003 termasuk metode yang
diterapkan sebagai standar di Indonesia dan Manual Desain Perkerasan 2017 (Bina Marga 2017) yang merupakan versi terbaru
dari Metode Bina Marga yang tentunya terdapat revisi-revisi dari metode sebelumnya. Metode Bina Marga 2003 beban
dikelompokkan berdasarkan berat dan konfigurasi sumbu tiap kendaraan. Nilai beban lalu lintas yang dijadikan acuan
adalah perbandingan repetisi tiap jenis sumbu dan repetisi yang diijinkan, sedangkan Metode Bina Marga 2017
menmperhatikan data nilai VDF pada tiap jenis kendaraan niaga. Metode Bina Marga 2003 menggunakan laju pertumbuhan
lalu lintas dikonversikan sesuai dengan umur rencana, sednagkan Metode Bina Marga 2017 laju pertumbuhan sesuai dengan
daerah masing-masing. Hasil perhitungan perencanaan perkerasan kaku menggunakan Metode Bina Marga 2003 didapatkan
tebal perkerasan kaku setebal 34 cm, dowel Ø38 mm, jarak 300 mm, panjang 450 mm, tie bar D16 mm, jarak 750 mm, panjang
700 mm. Sedangkan hasil perhitungan menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan 2017 Hasil perhitungan perencanaan
perkerasan kaku menggunakan Metode Bina Marga 2003 didapatkan tebal perkerasan kaku setebal 29,5 cm, dowel Ø38 mm,
jarak 300 mm, panjang 450 mm, tie bar D16 mm, jarak 750 mm, panjang 700 mm

Keywords

Perkerasan Kaku, Bina Marga 2003, Bina Marga 2017, Jalan Tol

Article Details

References

  1. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
  2. Pd-T-14-2003, 2003. Perencanaan Perkerasan Jalan
  3. Beton semen
  4. Departemen Pekerjaan Umum, 2009. "Kamus Istilah
  5. Bidang Pekerjaan Umum", Jakarta.
  6. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
  7. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2017.nManual Desain
  8. Perkerasan (Revisi Juni 2017), Jakarta
  9. Sukirman Silvia, 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya.
  10. Penerbit Nova, Bandung.
  11. Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2014. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
  12. tentang Jalan, Jakarta.
  13. Oktavianadin, D. T. A. (2018). Perancangan Perkerasan
  14. Kaku Pada Simpang Bersinyal Seturan Berdasarkan
  15. Metode AASHTO 1993 Dan Metode Bina Marga 2017.
  16. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
  17. Zohri, S., Sutrisno, W., & Priyanto, A. (2019).
  18. Analisis Tebal Perkerasan Kaku Pada Jalan Tol
  19. Pasuruan–Probolinggo Berdasarkan Metode Bina
  20. Marga (Manual Desain Perkerasan 2017) Dan
  21. AASHTO (1993). RENOVASI: Rekayasa Dan
  22. Inovasi Teknik Sipil, 4(1), 33-41.
  23. Muhammad, F. P., (2016). Perencanaan Tebal Lapis
  24. Perkerasan Kaku Pada Underpass Cibubur dengan
  25. Metode Bina Marga 2017 dan NAASRA 1987. Tugas
  26. Akhir Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa:
  27. Cilegon
  28. Ardiansyah, Rahmat., (2019). Analisis Perencanaan
  29. Tebal Perkerasan Kaku Lajur Pengganti Pada Proyek
  30. Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II
  31. Elevated. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
  32. Institut Pertanian Bogor, Bogor.