Main Article Content
Abstract
Eceng gondok (Eichhornia Crassipes) adalah sejenis
tanaman bakung yang hidup nya di atas permukaan air dan
banyak tumbuh di perairan keruh seperti waduk, sungai dan
rawa. Banyak nya tumbuhan eceng gondok yang hidup di
daerah air keruh, padahal tanaman eceng gondok dari akar
sampai daun dapat digunakan menjadi bieotanol sebagai
pengganti bahan bakar dari fosil yang semakin habis di masa
mendatang. Untuk mengatasi kendala yang terjadi di kota
sidoarjo terdapat mitra pembuatan bioetanol. Mitra tersebut
masih menggunakan cara manual untuk memproses eceng
gondok agar menjadi bieotanol, Pada mitra membutuhkan
waktu yang cukup lama di karenakan suhu pada penyulingan
tidak setabil. Selain itu, kadar air yang masih banyak pada uap
membuat proses penyulingan menyebabkan banyak nya
wadah yang digunakan. Untuk itu proses penyulingan dengan
megatur suhu agar mendapatkan uap bioethanol yang minim
kandungan air dan tidak banyak membutuhkan wadah pada
proses penyulingan. Sehingga meningkatkan mutu pembuatan
bioethanol dengan mempelajari pengaruh proses penyulingan
terhadap pembuatan bioethanol. Sistem ini di kombinasikan
dengan sensor MQ3 dan LM35 dengan aktuator heater. Nilai –
nilai yang ada pada sistem ini di lihat pada LCD yang di
pasang di panel box. Sistem kontrol yang di gunakan yakni
metode Fuzzy Logic yang di gunakan untuk mengontrol
heater. Saat suhu di atas set point, maka pwm pada driver
heater akan turun begitupun sebaliknya. Sistem kontrol suhu
ini mendapatkan hasil yakni pada suhu stabil pada angka 75-
85℃. Dengan suhu yang sesuai titik didih bioethanol
mendapatkan hasil Bioetanol maksimal dengan waktu yang
cepat. Bioethanol yang di hasilkan dengan suhu 80℃ yakni
90%
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.