Main Article Content

Abstract

Garam merupakan komponen krusial dalam kehidupan sehari-hari manusia. Biasanya, produksi garam masih mengandalkan teknik konvensional yang memerlukan banyak waktu dan tenaga manual. Selain itu, variabel cuaca dan musiman dapat mempengaruhi produktivitas dan efektivitas produksi garam. Untuk meningkatkan efisiensi produksi garam dan memastikan produksi garam berkualitas tinggi dalam jangka waktu yang lebih singkat, perlu digunakan alat pembuat garam yang menggunakan pelat pemanas untuk memanaskan air laut. Teknologi ini menggunakan metode logika fuzzy untuk mengontrol suhu secara akurat dan dinamis. Penerapan metode logika fuzzy memungkinkan pengolahan data yang tidak pasti dengan memanfaatkan himpunan fuzzy, sehingga meningkatkan efisiensi instrumen penghasil garam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pembuat garam ini memiliki banyak keunggulan, termasuk pengurangan biaya tenaga kerja, peningkatan efisiensi, dan kemampuan memproduksi garam berkualitas tinggi dalam jangka waktu 7 jam. Hal ini dicapai melalui fungsi optimal sensor, metode fuzzy, dan pemanas, yang memberikan manfaat besar bagi pembuat garam.

Keywords

Garam metode konvensional pelat pemanas fuzzy produksi efisien

Article Details

References

  1. S. Budi Widiarto, M. Hubeis, and dan Komar Sumantadinata, “Efektivitas Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat di Desa Losarang, Indramayu,” 2013. [Online]. Available: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/
  2. M. Yusoff, “Application of Fuzzy Logic in Industrial Process Control,” Journal of Automation and Control Engineering, vol. 8(3), pp. 45–56, 2020.
  3. L. Zhang and Y. Li, “Implementation of fuzzy logic in industrial salt production,” Journal of Industrial Automation, pp. 112–121, 2020.
  4. P. Kumar, “Enhancing Salt Production Efficiency through Advanced Heating Techniques.,” Journal of Applied Thermal Engineering, vol. 62(2), pp. 101–109, 2019.
  5. X. Li and Y. Wang, “Automation and Optimization in Salt Production: A Review.,” Industrial Engineering Journal, vol. 62(2), pp. 89–102, 2021.
  6. H. Suryanto and D. Lestari, “Dampak musim hujan terhadap produksi garam tradisional,” Agritech Journal, vol. 21(1), pp. 45–52, 2019.
  7. S. Bagale and S. Soni, “Enhancing salt production efficiency through temperature control,” Int J Sci Res, pp. 45–50, 2020.
  8. A. Pranoto, “Peningkatan produksi garam dengan metode sprinkle bertingkat.,” Jurnal Teknologi Pertanian, vol. 15(2), pp. 123–130, 2020.
  9. T. Prasetyo and B. Widodo, “Efektivitas metode sprinkle bertingkat dalam produksi garam,” Teknologi Pangan, pp. 234–240, 2020.
  10. S. Mairanovski and A. Vinogradov, “Technological advancements in salt production in Russia,” Russian Journal of Industrial Chemistry, pp. 567–575, 2019.
  11. A. K. Pranoto, A. A. Djari, R. Sewiko, L. P. Hapsari, H. Haryanto, and C. Anwar, “Percepatan Pembuatan Garam Dengan Metode Sprinkle Bertingkat,” PELAGICUS, vol. 1, no. 3, p. 107, Sep. 2020, doi: 10.15578/plgc.v1i3.8882.
  12. J. Zhao, X. Li, and Y. Wang, “Salt crystallization dynamics under controlled conditions,” Journal of Applied Chemistry, pp. 678–685, 2017.
  13. A. Yulianto and D. Hartono, “Pengukuran parameter Baume pada metode sprinkle bertingkat,” Jurnal Penelitian Pertanian, pp. 89–97, 2019.
  14. M. Anwar, Z. Latif, and A. Hussain, “Optimization of salt production using advanced methods,” Pak J Agric Sci, pp. 203–210, 2018.
  15. H. Zhang, “Impact of Weather Variability on Traditional Salt Production,” Environ Monit Assess, vol. 190(4), p. 212, 2018.